kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kreditur BNBR setuju untuk menukar utang


Jumat, 19 Juni 2015 / 09:30 WIB
Kreditur BNBR setuju untuk menukar utang


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) memiliki pekerjaan rumah berat di tahun ini. Emiten milik Keluarga Bakrie ini harus segera keluar dari jerat utang yang membuat ekuitasnya menjadi negatif. Restrukturisasi utang tersebut akan dilakukan melalui penukaran utang dengan saham alias debt equity swap.

Eddy Soeparno, Direktur Keuangan BNBR, mengatakan, sudah 60% kreditur menyetujui penukaran utang dengan saham. Total utang yang akan direstrukturisasi Rp 4,5 triliun hingga Rp 5,2 triliun. Persetujuan dengan kreditur ditargetkan selesai pada Kuartal III 2015.

Setelah finalisasi dengan kreditur dan mendapat restu Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), BNBR akan menerbitkan saham baru tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (non-HMETD) atau non pre-emptive rights (NPR). Jumlah utang jumbo ini membuat saham yang dikeluarkan juga sangat besar, maksimal 58% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh.

Sejatinya, dalam ketentuan pasar modal, jumlah saham maksimal yang diterbitkan dalam aksi korporasi private placement maksimal 10% dari modal disetor. Namun  perusahaan yang mengalami ekuitas negatif alias defisiensi modal mendapat pengecualian. "Kalau semua kreditur menyerap saham baru ini, maka kreditur akan memiliki maksimal 58% saham perseroan ini," ujar Eddy, Kamis (18/6).

Diserap Grup Bakrie

Nah, ada catatan khusus mengenai akrobat BNBR kali ini. Eddy menyebut, tak menutup kemungkinan keluarga Bakrie turut menyerap saham baru itu.
Sayang, Eddy enggan mengatakan secara spesifik perusahaan Bakrie yang bakal menjadi pembeli siaga. Dus, utang BNBR akan dihapus dari laporan keuangan dan menjadi tanggungan keluarga Bakrie. "Sebagian saham baru kemungkinan diserap pemegang saham dari kelompok usaha Bakrie sendiri. Utang perseroan akan dialihkan ke sana," imbuh Eddy.

Yang menjadi catatan lain adalah, penerbitan saham baru ini tentu bakal menimbulkan efek dilusi besar bagi pemegang saham lain, termasuk pemegang saham publik. Saat ini masyarakat mengempit 56,05% saham BNBR. Credit Suisse memiliki 21,61%, Mackenzie 9,34% dan Interventures Capital Pte Ltd menguasai 5,04%.

Eddy mengklaim, konversi utang menjadi saham sebagai opsi paling relevan untuk mengatasi defisiensi modal BNBR. Meski efek dilusi yang ditimbulkan tinggi, usai restrukturisasi utang akan terhapus dan perseroan bakal mencetak ekuitas positif di akhir tahun. Targetnya, ekuitas BNBR  bisa positif Rp 2 triliun-Rp 2,5 triliun di akhir 2015. Per kuartal I-2015, defisiensi modal perseroan Rp 2,5 triliun.

William Surya Wijaya, Analis Asjaya Indosurya Securities, mengatakan, ekuitas yang positif memang menjadi kunci BNBR kembali memulihkan kepercayaan pasar. BNBR juga harus membuktikan kalau proyek infrastruktur yang digarap akan memberi keuntungan jangka panjang. "Sampai ada kepastian soal ini semua, sebaiknya hold dulu untuk saham BNBR," imbuh William.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×