kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Koreksi tipis, harga minyak masih mencatat kenaikan dalam dua pekan


Jumat, 22 Februari 2019 / 07:57 WIB
Koreksi tipis, harga minyak masih mencatat kenaikan dalam dua pekan


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun tipis sejak penutupan kemarin hingga pagi ini. Jumat (22/2) pukul 7.42 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2019 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 56,91 per barel, turun tipis 0,08% dari US$ 56,96 per barel pada penutupan perdagangan kemarin.

Meski turun, harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) ini masih menguat 1,66% dalam sepekan terakhir. Harga minyak pun mencatat kenaikan mingguan dalam dua pekan berturut-turut.

Penurunan harga pun terjadi pada minyak brent. Kemarin, harga minyak brent untuk pengiriman April 2019 di ICE Futures berada di US$ 67,07 per barel, turun tipis ketimbang hari sebelumnya dia ngka US$ 67,08 per barel.

Salah satu penyebab koreksi harga minyak adalah kenaikan persediaan minyak Amerika Serikat (AS) di tengah rekor produksi. Energy Information Administration menyebutkan, persediaan minyak mentah naik dalam lima pekan berturut-turut ke level tertinggi lebih dari setahun terakhir.

Stok minyak mentah AS bertambah 3,7 juta barel hingga 15 Februari lalu menjadi 454,5 juta barel. Ini adalah level persediaan tertinggi sejak Oktober 2017. Persediaan bertambah meski ekspor minyak AS naik 1,2 juta barel per hari menjadi 3,6 juta barel per hari.

"Seluruh laporan menunjukkan bearish, terutama kenaikan tinggi persediaan minyak mentah," kata Cartsen Fritsch, analis Commerzbank kepada Reuters.

Fritsch menambahkan, produksi minyak AS mencapai rekor tertinggi di 12 juta barel per hari. Hal ini juga menekan harga minyak global jelang akhir pekan.

Upaya OPEC yang menurunkan produksi hingga 1,2 juta barel per hari berdampak tipis di tengah kenaikan pasokan AS ini. "Tapi kesediaan OPEC+ untuk patuh pada kesepakatan pemangkasan akan tetap menjadi dukungan kuat harga minyak hingga pertemuan April mendatang," kata Abhishek Kumar, senior energy analyst Interfax Energy.

Apalagi, pasokan minyak dari Iran dan Venezuela berkurang. Kedua negara ini terhantam sanksi AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×