Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terkoreksi selama dua hari belakangan ini. Analis meragukan jika pembalikan arah menuju teritori yang positif bisa terjadi untuk perdagangan hari ini, (26/2).
"Aksi ambil untung masih akan terjadi, hal ini juga didukung dengan kondisi bursa global yang belum kondusif," ujar David Sutyanto, analis First Asia Capital. Menurutnya, salah satu sentimen negatif yang memberatkan langkah bursa global dan pada akhirnya menyeret pergerakan IHSG adalah soal data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kurang menggembirakan.
Pelaku pasar menahan pembelian menyusul data ekonomi AS yang kurang menggembirakan sehingga menimbulkan keraguan prospek pemulihan ekonomi negara tersebut. Indeks kepercayaan konsumen Februari turun ke 78,1 dibandingkan Januari 79,4 dan di bawah ekspektasi sebelumnya 80,2.
Sebelumnya, data perumahan dan belanja ritel yang keluar juga melemah. Data ekonomi AS yang kurang menggembirakan tersebut telah mengangkat harga emas sepanjang tahun ini hingga kemarin di US$1.340,90/t.oz.
"Jadi, IHSG diperkirakan masih akan bergerak bervariasi dengan kecenderungan melemah," tandas David. Range IHSG hari ini akan berada pada support di 4.550 dan resisten di 4.610. Adapun saham yang direkomendasikan adalah PTPP, PGAS, ANTM, WIKA, BBTN, dan SMRA.
Sementara, jika melihat pergerakan IHSG secara teknikal, hingga sesi perdagangan terakhir IHSG sempat menguat hingga menyentuh level tertingginya, 4.643. Namun, indeks gagal mempertahankan level tersebut hingga akhirnya indeks ditutup pada level 4.577.
Budi Nainggolan, analis KDB Daewoo Securities Indonesia bilang, posisi indeks yangseperti itu membuat IHSG memiliki gap-gap yang belum sempat ditutupi saat memulai trend kenaikannya belakangan ini, sehingga masa konsolidasi ini berpeluang menutup gap.
"IHSG diperkirakan masih akan melemah hari ini dengan range support 4.611 dan reaistance 4.701. Saham yang perlu diperhatikan adalah CPIN, ICBP, dan LPKR," jelas Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News