Sumber: Reuters |
TOKYO/SYDNEY.Nilai tukar euro kembali defensif pada Selasa (5/1). Ketidakpastian politik di Italia dan Spanyol mendorong trader melakukan aksi ambil untung atas euro yang pekan lalu sudah mencetak rekor terkuat dalam 14 bulan.
Euro melemah 0,2% menjadi US$ 1,3494, dan melanjutkan pelemahan 0,95% kemarin. Padahal, Jumat pekan lalu, euro mencapai rekor terbaik dalam 14 bulan di posisi US$ 1,3711.
Penjualan obligasi pemerintah dan saham Italia dan Spanyol di tengah ketidakpastian politis kedua negara itu bak air dingin yang menyiram optimisme bahwa Eropa perlahan pulih dari krisis utang.
Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy menghadapi tuntutan mundur akibat sebuah skandal korupsi. Sementara itu di Italia, mantan perdana menteri Silvio Berlusconi yang makin naik popularitasnya menjelang pemilu menimbulkan kekhawatiran investor.
Tetap saja, tak terlalu banyak pelaku pasar yang berpikir bahwa guncangan politik berpotensi menggeser upaya zona euro untuk mengatasi problem utangnya.
"Euro telah dibeli dengan pemikiran bahwa yang terburuk sudah berakhir untuk Eropa. Ada sedikit penyesuaian kemarin setelah pembelian agresif euro sebelumnya, namun saya ragu orang akan menjual euro lebih lanjut," ujar seorang trader di sebuah bank Eropa.
Para trader sudah menyatakan bahwa posisi bullish euro sudah mulai berubah mengkhawatirkan menjelang pertemuan European Central Bank (ECB) pada Kamis ini.
"Penurunan belakangan ini pada laporan keuangan ECB seiring penguatan euro yang sangat cepat telah menimbulkan tak hanya kekhawatiran atas likuiditas namun juga atas daya saing eksporter zona euro yang dapat tergerus di masa yang sangat rentan ini," ujar Christopher Vecchio, analis valas DailyFX.
Vecchio merujuk pada pembayaran pinjaman darurat ECB senilai 137 miliar euro yang memangkas uang beredar di sistem perbankan zona Euro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News