kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.220   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Konflik Iran picu minyak mendekati level tertinggi dalam sepekan


Rabu, 11 Januari 2012 / 07:10 WIB
Konflik Iran picu minyak mendekati level tertinggi dalam sepekan
ILUSTRASI. Covid Tongue, gejala baru positif corona mirip sariawan. KONTAN/Baihaki/19/01/2021


Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini

SYDNEY. Isu konflik Timur Tengah memicu minyak mentah rebound untuk pertama kali dalam empat hari terakhir. Minyak pun mendekati level tertinggi dalam sepekan. Ketegangan yang kian meningkat antara negara Barat dan Iran menimbulkan kekhawatiran pasokan minyak global mungkin terganggu.

Kontrak minyak untuk pengiriman Februari maju 0,9% ke posisi US$ 102,24 per barel di New York, dan bergerak tipis ke US$ 102.31 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange pukul 10.38 waktu Sydney.

Sementara, minyak Brent untuk pengiriman Februari reli 0,7% menjadi US$ 113,28 per barel di ICE Futures Europe, di London, kemarin.

Kontrak minyak maju setelah Uni Eropa siap menggelar pertemuan untuk membahas embargo minyak terhadap Iran. Pasalnya, Iran telah melakukan langkah lanjutan dalam program nuklirnya. Kemarin, Badan Energi Atom Internasional melaporkan, Iran memulai pengayaan uranium di sebuah situs nuklir. Langkah ini memicu kecaman dari AS dan Perancis, dan dapat mempercepat pengenaan sanksi.,

Emas hitam kian menguat, setelah bursa saham AS dan Eropa ditutup menguat, seiring naiknya kepercayaan bisnis di Perancis. Apalagi, China diperkirakan akan memacu pertumbuhan ekonominya. Faktor ini mengangkat optimisme terhadap perekonomian.

Michael Lynch, presiden Strategic Energy & Economic Research menyebut, trader tidak mungkin menjual minyak, jika ada potensi terjadinya konflik. "Orang-orang pun merasa perekonomian sedikit lebih baik," ujarnya.

"Kami memperkirakan kenaikan minimal US$ 10 per barel, jika tidak lebih. Konflik Iran menjadi risiko utang yang bisa mendogkrak harga minyak," imbuh Phil Flynn, analis PFGBest, di Chicago.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×