kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.916.000   -27.000   -1,39%
  • USD/IDR 16.830   -10,00   -0,06%
  • IDX 6.400   -41,63   -0,65%
  • KOMPAS100 918   -5,59   -0,61%
  • LQ45 717   -5,96   -0,82%
  • ISSI 202   0,24   0,12%
  • IDX30 374   -3,30   -0,87%
  • IDXHIDIV20 454   -4,95   -1,08%
  • IDX80 104   -0,73   -0,70%
  • IDXV30 110   -1,18   -1,06%
  • IDXQ30 123   -1,18   -0,95%

Kondisi Pasar Modal Volatil Hebat, Saham EXCL Dinilai Defensif, Begini Alasannya


Rabu, 16 April 2025 / 14:40 WIB
Kondisi Pasar Modal Volatil Hebat, Saham EXCL Dinilai Defensif, Begini Alasannya
ILUSTRASI. Dari kiri: Komisaris PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk Vivek Sood, Presiden Komisaris XLSmart Arsjad Rasjid, Chairman Sinar Mas Telecomunications & Tachnology Franky Oesman Widjaja, Presiden Direktur & CEO XLSmart Rajeev Sethi, dan Direktur & CFO XLSmart Antony Susilo saat pengumuman merger XL Axiata dan Sinar Mas di Jakarta, Selasa (25/3/2025). (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Ahmad Febrian, Yuliana Hema | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN)  telah mendapat persetujuan dari masing-masing pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 25 Maret 2025 lalu.  

Direktur dan Chief Financial Officer XLSmart, Antony Susilo mengatakan, saat ini jajaran direksi masih fokus pada integrasi, baik integrasi operasional, sistem hingga karyawan antara EXCL dan FREN. 

"Kami sedang memikirkan cara integrasi yang baik dan lancar. Selain itu, kami juga tengah berfokus pada penyusunan rencana bisnis," ujarnya. Dalam hitungannya, XLSmart memiliki nilai sinergi pra pajak sebesar US$ 300 juta-US$ 400 juta per tahun.  

Di tengah gejolak ekonomi dan melorotnya daya beli masyarakat, EXCL dinilai menjadi salah satu pilihan defensif.  Saat sektor konsumsi lain mulai tertekan, permintaan terhadap layanan telekomunikasi seperti pulsa dan paket data tetap stabil, bahkan cenderung meningkat.
 
Analis OCBC Sekuritas, Gani, menyebutkan, sektor telekomunikasi memiliki karakteristik kebutuhan dasar baru dalam masyarakat digital, sejajar dengan listrik dan air. Dalam kondisi ekonomi melemah, masyarakat tetap memprioritaskan pembelian pulsa dan paket data untuk kebutuhan komunikasi, akses informasi, pekerjaan, hingga hiburan.

Baca Juga: Aksi Merger Menjadi Angin Segar PT XL Axiata Tbk (EXCL)
 
"Tren saat ini, masyarakat lebih rela mengurangi konsumsi sekunder seperti makanan ringan atau rokok, daripada kehilangan akses internet," timpal seorang analis pasar modal, dalam penjelasannya, Rabu (16/4). 
  
Gani menilai, kebiasaan masyarakat menjadikan emiten seluler seperti EXCL sebagai emiten yang tangguh terhadap tekanan eksternal, termasuk inflasi dan penurunan daya beli. Laporan kinerja EXCL juga memperlihatkan stabilitas pendapatan dari layanan data yang menyumbang porsi terbesar dalam pendapatan perusahaan.
 
Di sisi lain, strategi digitalisasi dan perluasan jaringan 4G serta persiapan 5G memperkuat posisi EXCL dalam mempertahankan dan menumbuhkan basis pelanggannya. "Hal ini memberikan prospek jangka panjang yang solid bagi investor yang mencari saham dengan risiko lebih rendah dalam situasi ekonomi yang tidak menentu," ujarnya.

XLSmart diproyeksikan membukukan pendapatan proforma sebesar Rp 45,8 triliun. EBITDA XLSmart dapat mencapai Rp 22,5 triliun, dengan total pelanggan gabungan sebanyak 94,5 juta pelanggan dan pangsa pasar 25%. 

Deputi Head of Research Sucor Sekuritas Paulus Jimmy mencermati, keuntungan sinergi  XLSmart dari belanja modal, belanja operasional dan sewa. 

Semua proses integrasi diharapkan akan memakan waktu kurang dari dua tahun. Mirip seperti merger PT Indosat Tbk. (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia pada tahun 2022 lalu.

Baca Juga: XL Axata (EXCL) Kantongi Restu untuk Merger, Simak Rekomendasi Sahamnya

"Kami memperkirakan, biaya integrasi satu kali yang mungkin timbul pada semester pertama 2025 akan mengimbangi sinergi jangka pendek selama proses merger," ujar Paulus, dalam riset 11 Maret 2025.

Entitas hasil merger, XLSmart akan berhemat dengan menonaktifkan antara 20%–30% dari 67.000 menara yang tumpang tindih dan memiliki amunisi total spektrum telekomunikasi sebesar 152 Mhz. 

Analyst UOB Kay Hian Sekuritas Paula Ruth mencermati rencana ekspansi EXCL yang gencar di segmen fixed broadband dan seluler. Dus, dia merekomendasikan beli EXCL dengan target harga di Rp 3.300 per saham.

EXCL mencatatkan kenaikan laba bersih 44,72% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 1,81 triliun pada 2024. Kenaikan laba ditopang oleh pendapatan yang meningkat 6,4% menjadi Rp 34,39 triliun sepanjang tahun 2024.
 
Paulus menekankan, merger EXCL dan FREN akan mendorong entitas baru pasca merger meraup keuntungan jangka panjang. Keuntungan pertama adalah entitas baru ini akan memiliki 94 juta pelanggan, dengan pendapatan gabungan sebesar U$ 2,8 miliar dan EBITDA sebesar US$ 1,4 miliar pasca merger

"Dan total spektrum telekomunikasi sebesar 152 MHZ," ujar Jimmy. Lalu XLSmart akan berhemat dengan menonaktifkan antara 20-30% dari 67.000 menara yang tumpang tindih. 

Selanjutnya: Praktis Nabung USD di Jenius, Raih Bunga Hingga 3,5% p.a.!

Menarik Dibaca: Hujan Petir di Daerah Ini, Cek Ramalan Cuaca Besok (17/4) di Jawa Timur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×