Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perdagangan Selasa (22/2) pergerakan rupiah diproyeksikan masih akan sideways. Adapun di pasar spot pada Senin (21/2), rupiah ditutup di level Rp 14.328 per dolar Amerika Serikat atau melemah tipis 0,007%.
Sementara di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI), mata uang Garuda ini menguat tipis 0,07% ke level Rp 14.329 per dolar AS.
Pada perdagangan besok, ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri menjelaskan, pelaku pasar masih akan mencermati sentimen eksternal. Pertama, kelanjutan mengenai ketegangan antara Rusia - Ukraina yang dikhawatirkan akan membuat harga energi meningkat jika konflik berkelanjutan.
Baca Juga: Masih Ditekan Sentimen Eksternal, Rupiah Bisa Melemah Lagi pada Selasa (22/2)
“Selain itu, pasar juga masih menunggu kebijakan lanjutan The Fed setelah tapering berakhir pada Maret. Apalagi, ada potensi kenaikan suku bunga acuan AS mengingat inflasi AS yang sudah tinggi sekali,” ujar Reny ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (21/2).
Sementara dari dalam negeri, Reny justru menyebut kondisinya jauh lebih baik. Pasalnya, kasus aktif Covid-19 varian Omicron sudah mulai menunjukkan tren penurunan dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Hal ini berujung pada kepercayaan konsumen yang akan kembali naik. Alhasil, kondisi tersebut dinilai masih cukup positif untuk adanya aliran dana asing yang masuk.
Namun, dengan adanya antisipasi kondisi eksternal, Reny meyakini rupiah akan kembali bergerak sideways pada perdagangan besok. Ia memperkirakan, rupiah akan diperdagangkan pada kisaran Rp 14.300 - Rp 14.366 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News