kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kombinasi sentimen negatif menyebabkan rupiah loyo


Selasa, 13 Agustus 2019 / 18:10 WIB
Kombinasi sentimen negatif menyebabkan rupiah loyo
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kombinasi sentimen negatif dari eksternal dan internal membuat rupiah tak bertenaga. Buktinya, pergerakan mata uang Garuda di pasar spot hari ini melemah 0,53% menjadi Rp 14.325 per dolar Amerika Serikat (AS).

Setali tiga uang, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia juga terdepresiasi 0,44% ke level Rp 14.283 per dolar AS.

Baca Juga: Penjualan ekspor farmasi moncer, begini strategi yang disiapkan sejumlah emiten

Menurut Ekonom Bank Permata Josua Pardede, faktor utama yang membuat rupiah terpuruk adalah sentimen eksternal yang datang dari tensi politik di Argentina yang membuat mata uangnya anjlok serta demo di Hong Kong yang semakin memanas.

Kisruh politik di Argentina terjadi setelah hasil polling calon presiden dimenangkan oleh Alberto Fernandez yang merupakan pesaing presiden Argentina saat ini, Mauricio Macri.

Baca Juga: Rupiah hari ini ditutup melemah pada level Rp 14.325 per dolar AS

Kekalahan Macri membuat investor asing menjual instrumen investasinya yang berada di pasar keuangan Argentina. Ini juga membuat potensi default surat utang Argentina membesar. Alhasil, Senin (12/8), peso Argentina anjlok 16,96%.

"Kejadian pelemahan peso Argentina mirip dengan lira Turki tahun lalu. Dan ini berdampak negatif ke emerging market termasuk rupiah," kata Josua.

Perang dagang yang juga masih panas membuat potensi perlambatan ekonomi dunia semakin besar. Akhirnya, investor lebih memilih safe haven currency seperti yen Jepang, franc Swiss dan dolar AS.

Baca Juga: Semakin sore, harga emas spot terus meningkat menjadi US$ 1.524,44

Sementara itu, katalis nagatif yang datang dari dalam negeri adalah keputusan Uni Eropa mengenakan tarif impor pada biodisel asal Indonesia sebesar 18%. "Hal ini bakal mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia. Sehingga rupiah tertekan jelang penutupan," tambah Josua.

Dia pun memprediksi, besok mata uang Garuda stabil dengan cenderung melemah di kisaran Rp 14.275-Rp 14.375 per dolar AS. Ini terjadi karena BI masih melakukan intervensi di pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×