Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli
Dengan begitu, Farash berharap kinerja reksadana ini di akhir tahun bisa capai Rp 10% bila sentimen positif seperti rupiah stabil, perang dagang mereda dan pertumbuhan EPS di semester II 2019 lebih tinggi dari semester I 2019.
"Rupiah bisa menguat di tahun ini di tengah melemahnya yuan dan isu perang dagang serta perlambatan ekonomi global," kata Farash. Kondisi tersebut bisa menarik investor asing kembali masuk ke pasar saham domestik terutama pada saham blue chips di LQ45.
Senada, Wawan memproyeksikan indeks harga saham gabungan (IHSG) masih bisa tumbuh ke level 6.300 atau naik 5%. Salah satu sentimen positifnya adalah tren penurunan suku bunga.
"Suku bunga turun membuat fundamental sektor keuangan membaik dan LQ45 yang 50% terdiri dari emiten perbankan akan mendorong kinerja," kata Wawan.
Baca Juga: Bidik kaum milenial, Raiz Invest luncurkan aplikasi investasi mikro berbasis online
Per Agustus 2019, dana kelolaan reksadana ini mencapai Rp 684 miliar. Farish menargetkan reksadana ini bisa mengumpulkan dana kelolaan capai Rp 700 miliar hingga akhir tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News