kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KLBF membidik pertumbuhan laba 10%


Kamis, 23 Februari 2017 / 08:10 WIB
KLBF membidik pertumbuhan laba 10%


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melihat adanya tren kenaikan harga bahan baku susu di tahun ini. Namun, KLBF tetap berupaya menjaga pertumbuhan laba bersih di kisaran 8%-10% pada tahun ini.

Vidjongtius, Direktur dan Sekretaris Perusahaan KLBF, memperkirakan, pendapatan tahun lalu tumbuh sekitar 8,3% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 19,36 triliun. Indikasi laba bersih pada tahun 2016 tumbuh tinggi, sekitar 13,5% jadi Rp 2,27 triliun. "Dengan pencapaian tersebut, ekspektasi pertumbuhan kinerja sebesar 8%-10% di tahun ini masih wajar," ujar Vidjongtius kepada KONTAN, Rabu (22/2).

Ia mengakui, ada tren kenaikan harga bahan baku susu pada tahun ini. Namun, KLBF belum berencana membebankan kenaikan harga baku itu ke konsumen dengan menaikkan harga jual. "Cara menjaga margin adalah dengan product mix strategy, atau kombinasi produk yang dijual ke konsumen," imbuh dia.

Faktor lain yang juga akan mempengaruhi kinerja KLBF adalah nilai tukar rupiah yang diharapkan bisa tetap stabil pada tahun ini. KLBF menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 1,5 triliun, stagnan dibanding capex tahun lalu.

Vidjongtius menjelaskan, capex ini akan digunakan untuk investasi penambahan kapasitas pabrik. KLBF berencana membangun pabrik Biofarmasi di Cikarang, Jawa Barat. Pabrik ini dijadwalkan beroperasi pada 2018 dengan kapasitas produksi sekitar 10%-20% dari total kapasitas yang dimiliki. Saat ini, rata-rata utilitas pabrik KLBF mencapai 70%-75%.

Stevanus Juanda, Analis UOB Kay Hian, melalui risetnya Selasa (21/2) lalu mengatakan, tahun ini masih akan banyak tantangan bagi KLBF. Selain potensi kenaikan harga skim milk powder, KLBF menghadapi daya beli konsumen yang melambat dan tren depresiasi rupiah.

Karena itulah, pertumbuhan earning per share (EPS) KLBF di tahun ini akan lebih landai ketimbang tahun lalu. Di sisi lain, nilai tukar rupiah akan berpengaruh pada KLBF. Setiap depresiasi rupiah sekitar 5%, laba bersih KLBF diekspektasi bisa turun 13%.

Stevanus yakin, pendapatan KLBF masih bisa naik 8%-10% tahun ini. Tapi, pertumbuhan EPS tahun ini akan berada di bawah 15%. Karena itulah, ia merekomendasikan hold saham KLBF dengan target harga sebesar Rp 1.620 per saham. Kemarin, harga saham KLBF naik 2,4% jadi Rp 1.495 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×