kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kino Indonesia (KINO): PPKM Darurat pengaruhi prospek kinerja tahun ini


Rabu, 21 Juli 2021 / 06:50 WIB
Kino Indonesia (KINO): PPKM Darurat pengaruhi prospek kinerja tahun ini


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

Di sisi lain, KINO masih hati-hati dalam meluncurkan varian produk baru. Kelangsungan agenda tersebut akan sangat bergantung pada perkembangan situasi pasar.

KINO juga terus memonitor perkembangan pandemi Covid-19 baik di Indonesia maupun negara-negara lain, termasuk efeknya terhadap bisnis perusahaan.

“Keadaan saat ini seharusnya tidak berlangsung sangat panjang, tergantung dari kesadaran kita semua menerapkan protokol kesehatan,” ujar dia.

Manajemen KINO juga tetap menjajaki peluang ekspor produk ke luar negeri. Dalam beberapa tahun terakhir, kontribusi penjualan ekspor KINO berada di kisaran 5%--10%. Angka tersebut kemungkinan tetap berlaku pada tahun ini.

Menurut Budi, permintaan ekspor relative mirip dengan kondisi di dalam negeri. Dalam hal ini, ketika terjadi lonjakan kasus di suatu negara tujuan ekspor, maka permintaan dari negeri tersebut akan berkurang. Permintaan baru akan pulih seiring meredanya kasus Covid-19 di negara tersebut.

Pihak KINO lantas selalu melakukan evaluasi terhadap produk-produk yang dapat diterima dengan baik di luar negeri.

Baca Juga: Ini jadwal pembagian dividen Kino Indonesia (KINO)

“Dari situ, kami juga berupaya agar dapat meningkatkan penjualan produk di negara-negara tersebut serta memperluas lagi ke wilayah lain yang memiliki karakteristik pasar yang mirip,” terang Budi.

Dalam catatan Kontan.co.id, kontributor utama ekspor KINO berasal dari Asia Tenggara dan Asia Timur.

Sementara itu, Budi belum bisa menyampaikan serapan belanja modal atau capital expenditure (capex) KINO sampai semester I-2021. Sebelumnya, KINO menyediakan capex sekitar Rp 200 miliar—Rp 250 miliar di tahun ini untuk keperluan efisiensi dan penyegaran mesin produksi.

Dana capex tersebut berasal dari kas internal dan pinjaman perbankan yang telah didapatkan sejak tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×