Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja unitlink berbasis saham cetak rata-rata imbal hasil (return) terbaik hingga September 2024. Di mana, berdasarkan data Infovesta Utama, kinerja unitlink berbasis saham memberikan rata-rata imbal hasil sebesar 4,94% secara year to date (ytd).
Selain unitlink saham, data Infovesta menerangkan, unitlink campuran mencetak rata-rata imbal hasil positif tertinggi kedua sebesar 3,16% dalam sembilan bulan pertama 2024. Diikuti, unitlink pendapatan tetap dengan rata-rata return 2,96%, sedangkan unitlink pasar uang mencatatkan rata-rata return sebesar 2,36% per September 2024.
Head of Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai kinerja unitlink sangat baik dan semua indeks unitlink menunjukkan hasil positif di atas rata-rata indeks reksadana.
"Artinya, pengelolaan pada unitlink saat ini secara rata-rata lebih baik dari reksadana, terutama untuk yang saham. Jadi, unitlink yang memang umumnya investasi jangka panjang bisa dipertahankan atau ditambah sesuai profil risiko masing-masing investor," ujarnya kepada Kontan, Selasa (8/10).
Lebih lanjut, Wawan menerangkan unitlink berbasis saham dan pendapatan tetap akan diuntungkan oleh penurunan suku bunga, sedangkan berbasis pasar uang justru akan menurun. Melanjutkan tren yang ada, dia bilang pengelolaan dengan prudent akan memberikan hasil yang optimal ketika market volatile.
Baca Juga: Prudential: Penurunan Suku Bunga Berdampak Positif pada Unitlink Berbasis Obligasi
Mengenai pembagian alokasi bagi investor, Wawan menyarankan agar tetap menaruh 40% pada saham, 40% pada fixed income, dan 20% pada pasar uang.
Mengingat pasar uang memang akan turun, tetapi secara risiko paling kecil, dia pun menyarankan agar investor bisa memanfaatkannya untuk tujuan yang lebih pendek.
Di sisi lain, PT MSIG Life Insurance Indonesia Tbk (MSIG Life) menyebut, hingga akhir 2024, fund unitlink jenis obligasi dan saham diperkirakan tetap menarik.
Equity Research & UL Strategy Manager MSIG Life Wiratama mengatakan, hal itu didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga dari Bank Indonesia dan kebijakan dari pemerintahan baru yang diharapkan dapat mendorong kenaikan harga obligasi dan saham.
"Oleh karena itu, kami menyarankan agar nasabah lebih mempertimbangkan switching fund berdasarkan tujuan keuangan dan profil risiko mereka, daripada melakukan surrender dalam jangka pendek. Sebab, produk unitlink pada dasarnya dirancang untuk memberikan perlindungan dan pertumbuhan jangka panjang," ungkapnya kepada Kontan, Selasa (8/10).
Wiratama menyampaikan hingga akhir tahun, MSIG Life melihat obligasi dan saham masih menarik di tengah koreksi yang terjadi akibat relokasi aset dan eskalasi konflik Timur Tengah. Dia bilang koreksi yang terjadi pada saham dan obligasi dapat menjadi entry point baru bagi nasabah.
Dalam jangka panjang, Wiratama menilai saham dan obligasi masih menarik didukung oleh rangkaian penurunan suku bunga yang diantisipasi hingga 2025 dan positif bagi perekonomian Indonesia.
"Pemangkasan suku bunga juga dapat berdampak positif bagi saham, khususnya sektor perbankan dan properti. Bagi obligasi, turunnya suku bunga, akan berdampak positif bagi kenaikan harga obligasi," tuturnya.
Baca Juga: Kinerja Produk Asuransi Jiwa Bakal Terdampak Positif dari Pemangkasan Suku Bunga
Per September 2024, Wiratama menerangkan fund berdenominasi US$, yakni Excellink Global Aggressive Dollar, berada di urutan return tertinggi sebesar 10,78%. Lalu, fund saham IDR, Excellink Equity, tercatat mencetak return 1,86%. Fund pendapatan tetap IDR, Excellink Corporate Bond, dengan return 4,58%.
"Selain itu, fund campuran IDR, Excellink Dynamic, mencetak return 2,19%. Adapun fund pasar uang IDR, Excellink Cash, dengan return 3,25%. Kemudian, fund syariah, Excellink Aggressive Syariah, dengan return 3,63%," kata Wiratama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News