Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT United Tractors Tbk (UNTR) mengalami penurunan di semester I 2024. Namun, kinerja UNTR diperkirakan bangkit pada semester II 2024, seiring perbaikan harga batubara.
Analis Sinarmas Sekuritas, Axel Leonardo memaparkan bahwa laba bersih UNTR mengalami penurunan 15% secara tahunan (YoY) di kuartal II 2024. Hal itu menyebabkan penurunan laba bersih di semester I 2024 sebesar 15% YoY menjadi Rp 9,53 triliun.
"Meski terjadi penurunan, hasil itu melampaui estimasi kami dengan mencapai 61% dari perkiraan kami untuk tahun 2024," tulisnya dalam riset, Jumat (2/8).
Penurunan laba bersih seiring dengan adanya pelemahan pada pendapatan. UNTR mencatatkan pendapatan sebesar Rp 64,51 triliun, merosot 6,05% YoY.
Baca Juga: BRI Danareksa Sekuritas Kerek Outlook United Tractors (UNTR), Begini Ulasannya
Axel mencermati, melemahnya pendapatan akibat melemahnya segmen pertambangan batu bara dan alat berat, yang masing-masing turun sebesar 26% YoY dan 25% YoY. Namun, segmen kontrak pertambangan membantu mengimbangi penurunan dengan pertumbuhan 15% YoY.
Axel menjabarkan, untuk segmen kontrak pertambangan mampu tumbuh stabil didorong overburden removal PAMA tumbuh 9% YoY di kuartal II, sejalan dengan tren pertumbuhan tahunannya. Hal ini menghasilkan kumulatif 590 juta bcm pada semester I 2024, yang mengindikasikan kenaikan 13% YoY.
"Biaya penambangan juga pulih dari penurunan di kuartal sebelumnya, mencatatkan pertumbuhan 6% YoY," jelasnya.
Untuk segmen pertambangan batubara, meski melemah, Axel menyebutkan bahwa kinerja tersebut melebihi ekspektasinya, khususnya dalam hal volume penjualan. Perkiraan awal dia, volume penjualan 2024 akan mendatar, tetapi UNTR mampu mencatatkan pertumbuhan 17% YoY hingga semester I 2024.
"Pertumbuhan itu mengimbangi sebagian dampak dari penurunan harga batubara Newcastle sebesar 36% YoY dan harga Australian hard coking coal 7% YoY pada rata-rata harga penjualan," lanjutnya.
Lalu segmen alat berat, di kuartal kedua, UNTR menjual 1.021 unit Komatsu, turun 25% YoY. Namun, secara kumulatif menjadi 2.147 unit, mencapai 54% dari panduan 2024 perusahaan.
Di samping itu, segmen emas menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang kuat, sebesar 71% YoY yang disebabkan oleh lonjakan harga emas. Dari sisi profitabilitas, ia melihat marjin laba kotor meningkat sebesar 170bps secara kuartalan, karena harga emas yang lebih tinggi, yang memberikan margin yang lebih baik.
Analis Phintraco Sekuritas, Nurwachidah berpandangan kinerja UNTR akan semakin membaik di semester II. Salah satu pendorongnya, usainya Pemilu.
"Setelah terjadinya konsolidasi politik diharapkan pertumbuhan pembangunan dapat kembali tumbuh dan menopang penjualan alat berat UNTR," ujarnya saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (13/8).
Selain itu, harga batubara diperkirakan melanjutkan kenaikannya. Perkiraan itu menyusul adanya La Nina serta konflik di Eropa yang menjadikan batu bara sebagai substitusi dari gas alam.
Berdasarkan data Trading Economics, harga batubara berada di US$ 146,75 per ton pada Selasa (13/8) pukul 19.25 WIB. Harga itu telah naik 2,12% dalam sepekan dan sebulan terakhir melesat 8,74%.
Secara keseluruhan, Nurwachidah berpandangan segmen Construction Machinery, Mining Contracting, dan Gold Mining akan menjadi motor UNTR di semester kedua. Hal tersebut seiring dengan tren harga acuan batubara dan emas, serta tambang emas SJR yang mulai beroperasi pada akhir semester I 2024.
"Dengan berbagai potensi dari ketiga segmen usaha UNTR tersebut, pertumbuhan kinerja di tahun 2024 dapat tetap terjaga," katanya.
Axel berpandangan serupa, sehingga ia juga meningkatkan proyeksi kinerja UNTR pada tahun ini. Perkiraan pendapatan naik menjadi Rp 124,45 triliun dari Rp 115,98 triliun dan perkiraan laba bersih ditingkatkan sebesar 19% menjadi Rp 18,59 triliun.
Hanya saja mempertimbangkan risiko harga batubara yang lebih rendah dari perkiraan, penurunan penjualan Komatsu, dan volume pertambangan emas yang lebih rendah dari perkiraan, Axel mempertahankan rating netral untuk UNTR dengan target harga Rp 27.000. Adapun Nurwachidah merekomendasikan hold UNTR dengan target harga yang identik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News