Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kuartal pertama tahun ini menjadi periode yang menantang bagi PT Garuda Metalindo Tbk. Buktinya, dalam tiga bulan pertama 2020, emiten suku cadang otomotif yang memiliki kode saham BOLT ini mengalami penurunan penjualan bersih 7,5% menjadi Rp 292,34 miliar.
Asal tahu saja, di kuartal I-2019 silam, penjualan bersih BOLT capai Rp 316,05 miliar. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, penurunan penjualan bersih terjadi karena pelemahan di semua segmen operasi.
Baca Juga: Pendapatan Garuda Metalindo (BOLT) tumbuh, tapi laba bersih merosot 34,21% di 2019
Penjualan suku cadang motor misalnya, tercatat turun 6,72% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 132,82 miliar. Sebelumnya, penjualan suku cadang motor BOLT mampu mencapai Rp 142,40 miliar di kuartal I 2019.
Berikutnya, penjualan suku cadang mobil juga tercatat mengalami turun 0,53% yoy dari Rp 25,44 miliar di periode Januari-Maret 2019 menjadi Rp 25,30 miliar di 2020. Sementara penjualan segmen industri lainnya turun 9,44% yoy dari Rp 148,21 miliar menjadi Rp 134,21 miliar di akhir Maret 2020.
Seturut penurunan penjualan neto, beban pokok penjualan BOLT ikut mengalami penurunan sebesar 4,82% yoy menjadi Rp 241,71 miliar di kuartal I 2020.
Meski begitu, kenaikan pengeluaran dijumpai pada total beban usaha dan total beban lain-lain neto. Total beban usaha BOLT naik 14,65% yoy dari Rp 19,54 miliar di kuartal I 2019 menjadi Rp 22,41 miliar di kuartal I 2020.
Sementara, total beban lain-lain neto meroket 217,99% yoy dari Rp 4,05 miliar di kuartal I 2019 menjadi Rp 12,88 miliar di kuartal I 2020.
Baca Juga: Garuda Metalindo (BOLT) memproyeksi penjualan tahun ini akan minus
Alhasil, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 11,90 miliar. Realisasi laba bersih BOLT ini merosot 56,36% dibanding realisasi periode sama tahun lalu yang tercatat mencapai Rp 27,28 miliar.
Per 31 Maret 2020 lalu, aset BOLT tercatat sebesar Rp 1,26 triliun. Angka ini terdiri atas ekuitas sebesar Rp 772,25 miliar dan liabilitas sebesar Rp 497,35 miliar.
Sementara itu, kas dan bank akhir periode tercatat sebesar Rp 13,29 miliar. Angka ini naik 46,73% dibanding kas dan bank awal tahun tahun buku 2020 yang tercatat sebesar Rp 9,06 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
