Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) diramal tetap solid hingga akhir tahun ini. Capaian hingga kuartal III yang positif dan pengembangan produk layanan menjadi pendorongnya.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus berpandangan bahwa di sisa tahun ini BRIS akan kembali beraksi dengan mencatatkan kinerja yang ciamik.
Hal itu tidak lepas dari kinerja kuartal III 2024 yang mencetak laba bersih sebesar Rp 5,11 triliun atau tumbuh 21,6% secara tahunan (YoY). Dana pihak ketiga tumbuh 14,92% menjadi Rp 301,22 triliun dan CASA berada di 61,69%.
"Yang kami sukai, BRIS mendorong produk perbankan berbasis syariah, sehingga hal ini memberikan sentimen positif bagi pelaku pasar dan investor syariah tanah air," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (18/11).
Baca Juga: Strategi dan Rekomendasi Saham Pilihan di Tengah Tekanan IHSG dan Net Sell Asing
Dia mencontohkan, produk seperti Tabungan Wadiah tumbuh 19,04% dan Tabungan Haji naik 16,47% dengan 5,39 juta rekening. Selain itu, di tengah tingginya animo produk syariah, BRIS juga mengeluarkan Byond by BSI yang dinilai akan meningkatkan kinerja perseroan karena merupakan superapp dari BRIS terkait dengan layanan perbankan syariah dan ekosistem ekonomi Islam.
"Kami menyakini yang dilakukan BRIS kian meningkatkan akselerasi kinerja di masa yang akan datang," paparnya.
Analyst BRI Danareksa Sekuritas, Victor Stefano dan Naura Reyhan Muchlis menyebutkan bahwa ke depan BRIS juga bertujuan untuk mengembangkan produk-produk tabungan haji, bisnis emas, dan produk asuransi.
Tujuannya, tabungan haji diharapkan dapat meningkatkan pendanaan berbiaya rendah. Lalu bisnis emas untuk mencapai imbal hasil yang lebih tinggi dan CoC yang lebih rendah, dan kemitraan dengan asuransi, yakni Prudential Syariah untuk meningkatkan pendapatan berbasis biaya.
Baca Juga: Bursa Cuci Gudang, Pilih-Pilih Sebelum Harga Terbang
Victor mencermati, setelah pendekatan yang lebih agresif, pembukaan rekening baru bulanan untuk produk tabungan haji meningkat menjadi 62 ribu di bulan September dari 29 ribu di tahun 2017. Kemudian, untuk emas, meskipun masih membentuk 4% dari total pinjaman, bisnis emas telah menunjukkan daya tarik yang baik dengan pertumbuhan 61% YoY hingga kuartal III 2024.
"Kemitraan dengan Prudential Syariah telah memberikan pendapatan biaya sebesar Rp 86 miliar sebagai biaya akses kepada satu juta nasabahnya, dengan potensi pendapatan di masa depan dari biaya akses dan komisi," terangnya.
Oleh sebab itu, Victor memperkirakan laba operasi pra-pencadangan (PPOP) diperkirakan mencapai Rp 11,53 triliun di akhir tahun 2024, meningkat 12,92% YoY. Sementara laba bersih diperkirakan mencapai Rp 6,82 triliun atau naik 19,64% YoY.
Baca Juga: Ini Perbankan dengan Nilai Penyaluran KPR Terbesar Hingga Kuartal III-2024
Terlepas dari kinerja yang kuat dan potensi pertumbuhan di segmen pasar niche, BRI Danareksa meyakini bahwa kenaikan telah 'priced in' dalam valuasi premium. Pihaknya meningkatkan estimasi EPS 2024-2025 sebesar 4%-5% untuk memperhitungkan CoC yang lebih baik dari perkiraan.
"Kami mempertahankan CoE sebesar 7,9% (inversi CoE sejak merger) dan LTG sebesar 3%, namun menaikkan ROE 2025 menjadi 16,9%, sehingga menghasilkan FV PBV yang lebih tinggi yaitu 2,8 kali dari sebelumnya 2,6 kali," sebutnya.
Dus, Victor merekomendasikan hold BRIS dengan target harga Rp 3.000. Sementara Nico merekomendasikan buy BRIS dengan target harga Rp 3.500.
Selanjutnya: Cabut dari Bukalapak (BUKA), Teddy Oetomo Kandidat Presdir Merdeka Battery (MBMA)
Menarik Dibaca: Universitas Ciputra Ajak Mahasiswa Ikut Pameran SIAL Interfood 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News