kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja sejumlah emiten batubara anjlok, begini rekomendasi analis


Jumat, 01 November 2019 / 20:20 WIB
Kinerja sejumlah emiten batubara anjlok, begini rekomendasi analis
ILUSTRASI. Suasana penambangan batubara menggunakan bucket wheel escavator di lokasi penambangan batubara PT. Bukit Asam (PTBA) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan (20/5). PTBA menargetkan pembangunan dermaga di Tarahan rampung pada 2012. Dermaga yang memilki pengisia


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Beberapa emiten pertambangan batubara telah merilis kinerja keuangan untuk kuartal III 2019. PT Indika Energy Tbk (INDY) misalnya, mengalami kerugian sebesar US$ 8,6 juta. Padahal, pada kuartal III 2018, INDY masih menikmati laba bersih senilai US$ 112,20 juta.

Ada pula PT PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang pada kuartal III 2019 labanya anjlok 21,08% menjadi Rp 3,10 triliun. Meski demikian, pendapatan emiten pelat merah ini naik 1,36% menjadi Rp 16,25 triliun.

Baca Juga: Kinerja emiten batubara merosot akibat penurunan harga batubara, simak uraiannya

Pun demikian dengan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang harus ikhlas labanya tergerus 63% menjadi US$ 76,07 juta. Di saat yang sama, pendapatan BUMI tercatat sebesar US$ 751,85 juta atau turun 8,85%.

Kompak, penurunan kinerja emiten tambang batubara ini seiring dengan turunnya harga batubara global.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu mengatakan, saat ini emiten batubara masih sensitif terhadap harga batubara global. Dessy mengatakan, tren harga batubara dunia masih akan melemah dalam jangka panjang.

“Faktor efisiensi menjadi pendukung kinerja para emiten batubara,” ujar Dessy kepada Kontan.co.id, Jumat (1/11).

Di sisi lain, Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia Alfred Nainggolan mengatakan, pelemahan harga batubara saat ini sudah mulai terbatas. “Artinya, ruang penurunan dari harga jual batubara kemungkinan akan terbatas,” ujar Alfred kepada Kontan.co.id, Jumat (1/11). 

Baca Juga: Sejumlah pihak menunggu kepastian patokan harga batubara DMO untuk pembangkit PLN

Alfred melihat, emiten-emiten batubara masih menargetkan kenaikan volume produksi hingga akhir 2019. Sehingga, pada 2020 terdapat kemungkinan kenaikan kinerja yang lebih disebabkan oleh pertumbuhan volume produksi.

“Sehingga tidak begitu cukup besar untuk mendukung pertumbuhan top line-nya,” sambung Alfred. 




TERBARU

[X]
×