kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kinerja SCMA jauh di bawah prediksi analis


Kamis, 27 Juli 2017 / 17:07 WIB
Kinerja SCMA jauh di bawah prediksi analis


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Kinerja PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) cenderung stagnan. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Kamis (27/7), pendapatannya SCMA hanya naik sekitar 3% menjadi Rp 2,41 triliun pada semester pertama 2017 ketimbang periode yang sama tahun lalu Rp 2,34 triliun.

Laba bersih SCMA hanya naik tipis, tidak lebih dari 1% menjadi Rp 838,91 miliar dari sebelumnya Rp 836,91 miliar.

Torehan kinerja tersebut jauh berada di bawah prediksi analis. Analis Trimegah Sekuritas Kevie Aditya pada riset 14 Juli lalu memprediksi, SCMA masih mampu mencatat pertumbuhan pendapatan antara 10% hingga 12%.

Namun, ia tak menampik jika kinerja SCMA memang mulai memberikan sinyal tertekan akibat ketatnya persaingan di industri media. Hal ini tercermin dari turunnya pangsa pemirsa atau share audience SCMA untuk prime time dan all time yang turun masing-masing 200 bps dan 150 bps menjadi 15,9% dan 14,5% month on month (mom). "Pangsa pemirsanya diambil ANTV," ujar Kevie dalam riset 14 Juli lalu.

Kevie memprediksi, pelemahan ini akan berlanjut pada bulan Juli. Risiko pelemahan bisa berlanjut pada Agustus dan seterusnya.

Stagnannya kinerja SCMA, lanjut Kevie, juga karena perusahaan multinasional yang biasanya royal mengeluarkan belanja iklan mulai mengirit. Contohnya Unilever dan P&G, yang memotong anggaran belanja iklannya.

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya menilai, sejatinya pada Mei 2017, sudah ada penurunan prime time 3,6% menjadi 17,8% dan penurunan tipis pada all time. Menurut Christine, penurunan pangsa pemirsa ini disebabkan oleh sinetron baru yaitu Boy. Pangsa pemirsanya lebih rendah dari sinetron yang ada seperti Anak Langit dan Berkah Cinta.

Kinerja semester satu SCMA ini sebenarnya membaik jika dibandingkan dengan kuartal satu 2017. Pada kuartal I-2017, SCMA membukukan pendapatan Rp 1 triliun turun tipis dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,06 triliun. Sedangkan untuk laba bersih turun 20% menjadi Rp 301 miliar dibanding tahun sebelumnya Rp 361 miliar.

Kevie merekomendasikan hold saham SCMA dengan target harga Rp 2.500. Sedangkan, Christine merekomendasikan buy dengan target harga Rp 3.290. Kamis (27/7), harga saham SCMA menguat 4,61% ke level Rp 2.270 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×