Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana saham tertekan sepanjang tahun ini. Meski begitu, prospeknya dinilai tetap menarik seiring ekspektasi pemangkasan suku bunga di semester II 2024.
Berdasarkan data Infovesta, kinerja reksadana saham menjadi yang terlemah dari reksadana lainnya. Tercatat di bulan Mei 2024 imbal hasil reksadana sahamĀ -4,02% (MoM), sehingga mengakumulasi kinerja -8,26% sejak awal tahun (Ytd).
Adapun untuk reksadana campuran tercatat mencetak kinerja -1,23% MoM dan 2,33% Ytd, reksadana pendapatan tetap 0,92% MoM dan 0,83% Ytd, dan reksadana pasar uang 0,39% MoM dan 1,93% Ytd.
Direktur Infovesta Utama Parto Kawito mengatakan, kinerja reksadana saham menjadi yang terlemah karena isi portofolio reksadana saham tidak bisa menyerupai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berisi semua saham termasuk saham yang baru IPO dan saham yang fundamentalnya kurang bagus namun harga sahamnya naik.
Baca Juga: Kondisi Pasar Bergerak Tidak Pasti, Begini Rekomendasi Portofolio Bagi Investor
Kinerja reksadana saham tertekan bisa juga karena manajer investasi salah pilih saham, salah market timing atau alokasi aset yang tidak tepat.
"Sekarang, pasar saham tertekan karena banyak saham blue-chips yang di jual investor asing dan saham jenis ini memang banyak dimiliki reksadana saham," terang Parto kepada Kontan.co.id, Selasa (4/6).
Meski kinerjanya tertekan, Parto meyakini prospek reksadana saham untuk jangka panjang masih menarik. Bahkan, ia memproyeksikan kinerjanya akan meningkat di akhir tahun karena proyeksi suku bunga bisa turun minimal 25 bps, serta turun 50 bps tahun depan.
Parto memperkiarakan IHSG tahun ini akan ditutup di level 7.600-an. "Sehingga jika diasumsikan kinerja indeks reksadana saham sedikit di bawah IHSG, maka masih bisa menghasilkan return sekitar 5%-6% hingga akhir tahun ini," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News