kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja reksadana saham tersalip IHSG


Sabtu, 03 Agustus 2013 / 08:26 WIB
Kinerja reksadana saham tersalip IHSG
ILUSTRASI. Ilustrasi sakit jantung.


Reporter: Dina Farisah | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Kinerja reksadana saham per 31 Juli 2013 year to date terkalahkan oleh kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG). Namun, kinerja reksadana diprediksi akan kembali unggul dibanding IHSG pada akhir tahun.

Mengutip data PT Infovesta Utama, reksadana saham per 31 Juli year to date menorehkan kinerja rata-rata 6,02%. Pada periode yang sama, IHSG mencetak pertumbuhan 6,8%. Sejumlah reksadana saham yang menempatkan bobot besar pada sektor yang mengalami tekanan, tak mampu mengejar kinerja IHSG.

Secara sektoral, properti mencatatkan kinerja year to date sebesar 33,65%. Sektor lainnya seperti konsumsi dan perdagangan juga tumbuh masing-masing 27,86% dan 13,06%. Sektor infrastruktur dan keuangan yang positif membukukan kinerja masing-masing 13,01% dan 8,49%.

Sementara sektor yang mencetak kinerja minus antara lain sektor industri dasar dan kimia minus 1,38%. Sektor aneka industri juga minus 11,08%. PT MNC Asset Management merupakan salah satu manajer investasi yang mencetak kinerja reksadana saham di bawah IHSG. MNC Dana Ekuitas hanya mampu menorehkan return 3,08%.

Direktur MNC Asset Management, Suwito Haryatno mengakui, kinerja MNC Dana Ekuitas underperform dari IHSG. Hal ini disebabkan pemilihan sektor yang kurang memberikan kinerja optimal.

MNC Dana Ekuitas lebih banyak menempatkan bobot pada sektor perdagangan. Kinerja sektor ini tergolong suram sejak awal tahun. MNC hanya memarkir kurang dari 10% aset ke sektor konsumsi. "Ke depan, strategi kami adalah memperbesar sektor yang lebih defensif seperti konsumer, infrastruktur, dan konstruksi," jelas Suwito kepada KONTAN, Kamis (1/8).

Suwito bilang, pihaknya akan melakukan rebalancing porotofolio untuk setahun ke depan. Sektor konsumer akan diperbesar porsinya menjadi 15%-20%. MNC Dana Ekuitas memilih saham emiten konsumer PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR) untuk infrastruktur. Bobot infrastruktur diperkirakan sekitar 10%. Untuk sektor konstruksi, MNC melirik saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dengan bobot 8%.

MNC masih akan mempertahankan porsi perbankan dalam portofolio sebesar 10%. Saham emiten yang menjadi pilihan MNC antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Suwito optimistis, kinerja MNC Dana Ekuitas dapat membukukan kinerja akhir tahun sebesar 20%.

Kinerja underperform juga dialami produk AAA Equity Fund milik PT AAA Asset Management yang be-return 5,49%. Head of Investment PT AAA Asset Management Siswa Rizali bilang, rendahnya kinerja AAA Equity Fund dari IHSG lantaran sejak Maret 2013, pihaknya lebih konservatif meracik portofolio.

AAA Equity Fund lebih menitikberatkan bobot pada saham sektor finansial sebesar 26%. AAA Equity Fund juga membenamkan aset pada saham sektor infrastruktur dengan porsi 14,5% serta konsumer 11,6%. "Pemilihan sektoral kami cukup merata. Kami tidak menitikberatkan pada sektor tertentu, melainkan melihat kinerja fundamental perusahaan jangka panjang," ungkap Siswa.

Di sektor finansial, emiten pilihan AAA Equity Fund terdiri dari saham PT Bank BRI Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan sedikit bobot pada PT Bank Panin Tbk (PNBN). AAA Asset Management menargetkan, kinerja AAA Equity Fund lebih tinggi 1,5% sampai 2% ketimbang IHSG pada akhir tahun.

Vilia Wati, analis PT Infovesta Utama bilang, reksadana saham memang lebih fluktuatif dibanding IHSG. Di saat bursa bullish, kinerja rata-rata reksadana saham cenderung berada di atas IHSG. Sebaliknya, saat bursa bearish, kinerjanya berada di bawah IHSG. Namun, prospek ke depan, return reksadana saham masih berpotensi unggul di atas IHSG asalkan pasar saham masih bullish.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×