kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kinerja reksadana saham pulih 3% di bulan November


Senin, 03 Desember 2018 / 19:31 WIB
Kinerja reksadana saham pulih 3% di bulan November
ILUSTRASI. PT Ayers Asia Luncurkan Reksadana Saham Indeks Sri Kehati


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meredanya sentimen negatif dari eksternal serta fundamental dalam negeri yang stabil, membuat kinerja rata-rata reksadana saham yang tercermin dalam indeks Infovesta Equity Fund Indeks naik 3% selama November 2018. Kinerja indeks reksadana saham di bulan sebelumnya masih negatif 3,48%.

Dengan perolehan kinerja tersebut, reksadana saham berhasil unggul dibanding kinerja reksadana jenis lain. Berdasarkan data Infovesta Utama per November 2018 kinerja indeks reksadana pendapatan tetap tumbuh 2,8%. Sementara, kinerja indeks reskadana campuran tumbuh 2,52%. Sedangkan, kinerja reksadana pasar uang tumbuh 0,38%.

Direktur Ayers Asia Aset Management, Idrus mengatakan kinerja reksadana saham tumbuh positif karena kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga tumbuh signifikan. Tercatat IHSG tumbuh 3,85% sepanjang November. Penundaan penambahan tarif impor antara AS dan China juga memberikan sentimen positif pada pasar modal Indonesia.

Sementara, Head of Capital Market Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana mengatakan, penguatan IHSG terjadi karena fundamental dalam negeri stabil. Hal ini terlihat dari inflasi November sebesar 0,27% turun tipis dari inflasi Oktober yang sebesar 0,28%.

"Aliran dana asing masuk ke pasar modal karena fundamental dalam negeri stabil dan buat saham-saham blue chip kembali diburu," kata Wawan, Senin (3/11). Valuasi saham yang murah setelah turun dalam juga menjadi daya tarik investor asing kembali masuk ke pasar modal dalam negeri.

Apalagi sentimen positif ini juga didukung oleh penguatan rupiah yang terpengaruh sentimen positif dari eksternal. "Partai Demokrat yang mulai memerintah AS di tahun depan dipandang bisa mengurangi potensi Trump untuk memanaskan perang dagang," kata Wawan. Faktor tersebut bisa mendorong aliran dana asing masuk ke Indonesia.

Bayu Pahleza, Fund Manager OSO Manajemen Investasi menambahkan, kinerja reksadana saham tumbuh positif karena isu global pun mulai mereda seperti kemungkinan The Fed tidak menaikkan suku bunga secara agresif seperti di tahun ini. Selain itu, fundamental dalam negeri, yaitu defisit transaksi berjalan atau current account defisit (CAD) diproyeksikan akan menurun karena turunnya harga minyak. 

Bayu memproyeksikan IHSG masih bisa tumbuh ke level 6.250 di akhir tahun. Sedangkan, Idrus memproyeksikan IHSG bisa tumbuh ke level 6.150 hingga 6.200 di akhir tahun. Sementara, Wawan berharap IHSG bisa tumbuh ke level 6.300 dan rata-rata kinerja reksadana saham bisa tumbuh 1% atau 0,5%. Namun, Wawan memproyeksikan paling tidak IHSG bisa ditutup di level 6.100-6.200 di akhir tahun dengan begitu rata-rata kinerja reksadana saham bisa mencapai -2% hingga -1% di akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×