Reporter: Nadya Zahira | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data Infovesta Balanced Fund Index di periode Januari 2024 menunjukkan bahwa kinerja reksadana campuran pada akhir Januari 2024 sebesar 0,07%. Angka tersebut paling rendah dibandingkan jenis reksadana lainnya.
Menanggapi hal tersebut, Senior Vice President Head of Retail Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan, kinerja reksadana campuran tergantung dari komposisi portofolionya, lebih besar mencakup porsi saham atau porsi obligasinya.
Namun menurut dia, kinerja reksadana campuran masih akan positif pada tahun ini karena didukung oleh beberapa faktor di antaranya yaitu, fleksibilitas alokasi aset, peningkatan kinerja saham sektor infrastruktur dan barang baku, dan penurunan suku bunga obligasi.
“Selain itu, konsumsi domestik juga diperkirakan akan meningkat di tahun ini. Sehingga akan menjadi sentimen positif untuk harga saham,” ujar Reza kepada Kontan.co.id, Rabu (14/2).
Baca Juga: Kinerja Reksadana Campuran Tercatat Paling Rendah pada Januari 2024
Reza mengatakan, potensi return dari reksadana campuran di tahun 2024 juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama adalah suku bunga acuan. Reza mengatakan, suku bunga acuan global dan domestik akan turun di tahun 2024, seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi dan inflasi.
Hal ini akan berdampak positif bagi pasar obligasi, yang merupakan salah satu kelas aset dalam reksadana campuran.
“Suku bunga yang turun akan meningkatkan harga obligasi dan menurunkan tingkat yield,” kata Reza.
Tak hanya itu, menurut dia, suku bunga yang rendah juga akan mendorong aliran dana ke pasar saham, yang juga menjadi kelas aset dalam reksadana campuran.
Faktor kedua adalah konsumsi domestik. Reza mengatakan, konsumsi domestik di Indonesia akan meningkat di tahun 2024, seiring dengan penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) dan peningkatan daya beli masyarakat. Hal ini akan berdampak positif bagi sektor-sektor yang terkait dengan konsumsi, seperti perbankan, konsumsi, dan telekomunikasi.
“Saham-saham dari sektor-sektor ini dapat memberikan kinerja yang baik bagi reksadana campuran yang menempatkannya di portofolio mereka,” kata dia.
Baca Juga: Reksadana Pasar Uang Cocok Dikoleksi Di Saat Tahun Politik
Ketiga adalah faktor dana asing. Dia menyebut bahwa dana asing akan masuk ke pasar modal Indonesia di tahun 2024, didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) dan stabilitas politik Indonesia.
“Hal ini akan berdampak positif bagi pasar saham dan obligasi Indonesia, yang merupakan kelas aset dalam reksadana campuran. Dana asing yang masuk akan meningkatkan permintaan dan harga saham dan obligasi, serta menambah likuiditas pasar,” kata Reza.
Berdasarkan faktor-faktor di atas, dia menilai bahwa reksadana campuran memiliki potensi untuk memberikan return yang positif di tahun 2024, meskipun mungkin tidak sebesar reksadana saham yang lebih berisiko.
Menurut dia, reksadana campuran cocok untuk dikoleksi oleh investor yang ingin mendapatkan return atau imbal hasil yang moderat dengan risiko yang terukur. Selain itu, reksadana campuran juga cocok untuk investor yang ingin diversifikasi portofolio mereka di dua atau lebih kelas aset.
Sedangkan untuk menempatkan portofolio produk reksadana campuran, menurut dia itu tergantung pada strategi investasi dari produk reksadana campurannya, dan investor perlu memperhatikan beberapa hal, antara lain mengetahui profil risiko dari reksadana campuran yang akan dipilih, lalu mengetahui komposisi portofolio.
“Serta investor harus mengetahui biaya hingga kinerja dari reksadana campuran yang akan dipilih,” tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News