Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) optimistis kinerja industri reksadana tumbuh 20% hingga akhir 2015 menjadi Rp273 triliun meski dibayangi perlambatan perekonomian Indonesia pada paruh tahun ini.
"Hingga Mei 2015, dana kelolaan industri reksa dana mencapai Rp258 triliun, atau naik 11,4% dari posisi Desember 2014 yang senilai Rp228 triliun," ujar Anggota Kompartemen Sosialisasi dan Edukasi APRDI Rudiyanto, Kamis (2/7).
Ia optimistis kinerja ekonomi Indonesia pada semester II akan membaik seiring dengan harapan akan gencarnya penyerapan pembiayaan infrastruktur oleh pemerintah. Membaiknya infrastruktur akan dipercaya akan membuat fundamental ekonomi Indonesia lebih kuat.
"Situasi ekonomi domestik selama 2015 ini memang kurang baik, namun tidak mengarah krisis," ujarnya.
Rudianto mengatakan bahwa upaya untuk mengembangkan industri reksadana telah dilakukan cukup masif oleh otoritas maupun asosiasi di pasar modal Indonesia melalui penyelenggaraan pameran hingga sosialisasi dan edukasi kepada seluruh masyarakat.
Saat ni, lanjut dia, APRDI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sedang merumuskan sistem reksadana "online" yang dinamakan "fund net".
Melalui "fund net itu, ia mengatakan bahwa pembelian dan penjualan produk reksadana dapat dilakukan melalui satu sistem sehingga akan lebih jelas terlihat ragam jenis reksadana.
Selama ini, penjualan dan pembelian produk reksadana masih dilakukan oleh sistem masing-masing dari perusahaan pengelola investasi.
"Dengan 'fund net' nantinya akan mirip dengan transaksi saham yang ada di Bursa Efek Indonesia. Semua data akan terekam. Saat ini kami sedang merumuskan bersama," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News