kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kinerja rata-rata reksadana saham terkoreksi 2,24% sepanjang Februari


Jumat, 01 Maret 2019 / 20:01 WIB
Kinerja rata-rata reksadana saham terkoreksi 2,24% sepanjang Februari


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang bulan Februari 2019 berdampak signifikan terhadap kinerja reksadana saham.

Berdasarkan data Infovesta Utama, kinerja rata-rata reksadana saham yang tercermin di Infovesta Equity Fund Index turun 2,24% month on month (mom) pada Februari silam. Penurunan reksadana ini lebih tajam ketimbang IHSG yang hanya terkoreksi 1,37% (mom).

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menilai, pasar saham dalam negeri sempat terpapar sentimen negatif dari eksternal akibat belum adanya kesepakatan dagang antara AS–China dan negosiasi denuklirisasi AS–Korea Utara yang mandek.

Kinerja reksadana saham kian tertekan lantaran sebagian besar manajer investasi di Indonesia kerap mengandalkan saham-saham berkapitalisasi besar atau big caps dalam portofolionya. Hal ini terjadi mengingat manajer investasi juga memperhatikan aspek likuiditas di reksadana sahamnya. “Sebagian saham big caps turun cukup dalam sepanjang bulan lalu,” kata Rudiyanto, Jumat (1/3).

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana sepakat, banyak produk reksadana saham di Indonesia yang mengandalkan saham-saham big caps. Ditambah lagi, sebagian portofolio reksadana saham juga berisi saham-saham dari sektor yang mengalami penurunan sepanjang bulan lalu. “Makanya reksadana saham penurunan kinerjanya lebih dalam dari IHSG,” katanya, hari ini.

Catatan Infovesta Utama, dari 271 reksadana saham yang beredar, hanya 33 produk saja yang mencatat imbal hasil positif pada bulan lalu.

Lepas dari itu, kinerja reksadana saham masih bisa bangkit berkat bantuan sentimen laporan keuangan yang mulai dirilis. Di samping itu, pasar saham domestik diperkirakan akan mengalami reli jelang berlangsungnya pemilihan umum (pemilu) di bulan April.

“Perilaku investor yang cenderung wait and see saat pemilu tidak terlalu berdampak ke pasar saham,” kata Wawan. Lantas, ia memproyeksikan kinerja rata-rata reksadana saham masih bisa naik sekitar 9%-10% di tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×