kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.360.000   29.000   1,24%
  • USD/IDR 16.616   9,00   0,05%
  • IDX 8.067   -160,68   -1,95%
  • KOMPAS100 1.104   -18,58   -1,66%
  • LQ45 772   -16,13   -2,05%
  • ISSI 289   -5,28   -1,79%
  • IDX30 403   -8,81   -2,14%
  • IDXHIDIV20 455   -7,63   -1,65%
  • IDX80 122   -2,25   -1,82%
  • IDXV30 131   -1,45   -1,10%
  • IDXQ30 127   -1,92   -1,49%

Kinerja Mitratel (MTEL) Diproyeksi Flat di Kuartal IV-2025, Ini Penyebabnya


Selasa, 14 Oktober 2025 / 14:48 WIB
Kinerja Mitratel (MTEL) Diproyeksi Flat di Kuartal IV-2025, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Menara telekomunikasi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel. yang diproyeksi cetak kinerja flat di kuartal IV-2025


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) membukukan kinerja positif pada semester I – 2025. Namun, memasuki kuartal IV – 2025, kinerja MTEL diproyeksi cenderung flat. Hal itu dipengaruhi sentimen lesunya industri telekomunikasi. 

Managing Director Research & Digital Production Samuel Sekuritas Indonesia Harry Su memproyeksikan, kinerja MTEL akan membaik di tahun 2026 seiring dengan perbaikan ekonomi yang mendorong pertumbuhan ARPU (pendapatan rata – rata per pengguna).

Dengan demikian diharapkan ada perbaikan profitabilitas perusahaan telekomunikasi yang akan mendorong ekspansi network/jaringan dan akan meningkatkan permintaan menara telekomunikasi. 

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Dayamitra Telekomunikasi (MTEL) dari Analis Berikut

“Kinerja MTEL di kuartal IV – 2025 diekspektasi masih cenderung flat, dengan ekspektasi pertumbuhan pendapatan sekitar 2%, diakibatkan oleh industri telekomunikasi yang masih lesu dan sedikit meningkatnya churn rate dari merger XLSmart,” ujar Harry kepada Kontan, Selasa (14/10/2025). 

Harry melihat, masih lemahnya purchasing power memaksa ARPU untuk tidak bertumbuh, menurunkan profitabilitas perusahaan telko dan menghambat permintaan menara, ditambah churn rate dari merger XLSmart.

Sebab itu, secara keseluruhan sentimen yang perlu diperhatikan untuk mencermati kinerja MTEL hingga akhir tahun antara lain terkait sentimen membaiknya daya beli, kenaikan ARPU, dan ekspansi perusahaan telekomunikasi. Serta lebih rendahnya ekspektasi atas churn rate XLSmart. 

“Pertumbuhan industri menara telko akan cenderung flattish,” ucap Harry. 

Sementara itu, Edo Ardiansyah, Analis Philip Capital memproyeksikan industri menara telekomunikasi akan terus tumbuh pada tahun fiskal 2025. Konsolidasi operator jaringan seluler (MNO) yang sedang berlangsung diperkirakan akan mendorong strategi efisiensi biaya dan inisiatif berbagi jaringan. 

Sementara adopsi 5G, teknologi sel kecil, Internet of Things (IoT), akses nirkabel tetap (FWA), dan komputasi tepi akan semakin memperkuat permintaan menara dan jaringan serat optik. 

Baca Juga: Dayamitra Telekomunikasi (MTEL) Siapkan Dana Rp 1 Triliun untuk Buyback Saham

"MTEL memanfaatkan tren ini melalui rencana ekspansi yang ambisius dan fokus yang kuat pada efisiensi operasional untuk menjaga profitabilitas,” ujar Edo dalam risetnya pada 19 September 2025. 

Sejalan dengan dinamika ini, pendapatan FTTT (Fiber-to-the-Tower) pada tahun fiskal 2025 diperkirakan meningkat sebesar 18,7% yoy menjadi Rp 576,8 miliar. Ini didukung oleh rencana pembangunan jaringan serat optik sepanjang 10.000 km sesuai dengan target manajemen. 

Segmen penyewaan menara juga diproyeksikan tumbuh dengan penambahan 2.511 penyewa baru, yang akan meningkatkan pendapatan sewa menara sebesar 4,2% yoy menjadi Rp 7,9 triliun. 

Dengan rencana belanja modal sebesar Rp 3,3 triliun, MTEL tetap yakin dapat mempertahankan pertumbuhan pendapatan dan EBITDA. Sekaligus mempertahankan profitabilitas yang kuat dan memperkuat perannya sebagai pemain kunci dalam ekosistem digital Indonesia.  

 

Edo memproyeksikan pendapatan dan laba bersih MTEL tahun 2025 masing – masing dapat mencapai Rp 9,63 triliun dan Rp 2,29 triliun. Pada tahun 2024, MTEL membukukan pendapatan Rp 9,31 triliun dan laba bersih Rp 2,11 triliun. 

Harry merekomendasikan Buy saham MTEL dengan target harga Rp 650 per saham. Sedangkan Edo merekomendasikan Buy MTEL dengan target harga Rp 730 per saham.

Adapun risiko utama yang perlu diperhatikan adalah ketergantungan yang tinggi pada MNO besar, ketidakpastian makroekonomi dan regulasi, disrupsi teknologi, volatilitas suku bunga, dan tantangan dalam mengintegrasikan akuisisi besar.

Selanjutnya: Penerimaan Pajak Konsumsi dan Korporasi Kompak Turun di September 2025

Menarik Dibaca: Promo Alfamart Snack Fair Periode 1-15 Oktober 2025, Beli 1 Gratis 1 Lay’s-Cheetos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×