Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mencatat penurunan penjualan dan profitabilitas hingga kuartal ketiga 2023. Tekanan kinerja SIDO adalah dampak dari tantangan daya beli yang masih berlanjut dari kuartal sebelumnya.
Merujuk keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (30/10), SIDO membukukan penjualan bersih sebesar Rp 2,36 triliun pada periode Januari-September 2023. Penjualan SIDO turun 9,7% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Beban pokok penjualan juga menurun sebesar 9,95% menjadi sebesar Rp 1,09 triliun di kuartal III-2023. Pada kuartal III-2022, beban pokok penjualan SIDO sebesar Rp 1,21 triliun.
Alhasil, laba bruto SIDO sepanjang Januari hingga September 2023 turun 9,41% menjadi Rp 1,26 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,39 triliun. Laba bersih SIDO turun 18,58% menjadi Rp 586,57 miliar dari sebelumnya Rp 720,44 miliar.
Baca Juga: Ini Penyebab Turunnya Kinerja Sido Muncul (SIDO) pada Kuartal III
Hingga September 2023, semua segmen bisnis SIDO mencatatkan penurunan penjualan dibandingkan tahun lalu, seperti segmen herbal yang turun 12,1%, segmen makanan & minuman menurun 2,6%, serta segmen farmasi terkontraksi 25,6%.
Direktur Keuangan Sido Muncul Leonard mengatakan, sentimen dari penurunan kinerja SIDO datang dari daya beli masyarakat yang lemah. Hal ini terus berlanjut dari kuartal II hingga kuartal III.
"Dan juga musim kemarau yang panjang serta tidak ada hujan sedikit banyak juga mempengaruhi konsumsi atas produk kami," kata Leonard kepada Kontan.co.id, Selasa (31/10).
Baca Juga: Kinerja Turun pada Kuartal III, Sido Muncul (SIDO): Daya Beli Lemah
Leonard menambahkan, belanja modal atau capital expenditure (Capex) hingga kuartal III-2023 telah terserap sebesar Rp 47 miliar dari target anggaran tahun ini sebesar Rp 200 miliar.
"Untuk target pendapatan dan laba di tahun 2023, kami berupaya untuk tidak melebih penurunan yang terjadi hingga kinerja keuangan YTD September 23. Kami masih berupaya untuk memberikan yang terbaik hingga sisa akhir tahun ini," tambahnya.
SIDO mencatat, margin laba kotor tetap stabil di angka 54% pada sembilan bulan pertama tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, biaya operasional sedikit lebih tinggi sebesar 2,4%, didorong oleh biaya iklan & promosi yang lebih tinggi untuk mempertahankan pangsa pasar dan menciptakan permintaan di tingkat pelanggan akhir untuk mendukung penjualan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News