Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 8,59 triliun pada semester pertama 2022. Perolehan tersebut berbanding terbalik dari posisi semester I-2021 yang merugi Rp 766,23 miliar.
Perolehan laba Bukalapak didorong oleh investasi pada PT Allo Bank Tbk (BBHI). Dari sisi operasional, BUKA mencatatkan pendapatan bersih Rp 1,69 triliun per Juni 2022 atau naik 95,82% secara tahunan alias year on year (YoY) dari Rp 863,62 miliar.
Rinciannya, segmen bisnis mitra menjadi pendorong utama pertumbuhan tersebut dengan kenaikan 234,53%, dari Rp 289,81 miliar menjadi Rp 969,52 miliar pada semester pertama 2022. Kemudian, segmen Buka Pengadaan tumbuh 64,26% menjadi Rp 74,83 miliar. Lini marketplace berkontribusi sebesar Rp 685,38 miliar atau tumbuh 29,17%.
Sejalan dengan itu, Bukalapak juga membukukan kenaikan sejumlah beban, misalnya dari beban pokok pendapatan yang melonjak 885,85% menjadi Rp 1,16 triliun per Juni 2022. Lalu, ada beban umum dan administrasi yang naik 100,50% menjadi Rp 1,32 triliun.
Baca Juga: Mengintip Prospek Saham Bukalapak.com (BUKA) di Era Suku Bunga Tinggi
Total Processing Value (TPV) BUKA selama kuartal II-2022 tumbuh sebesar 24% ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya, menjadi Rp 36,5 triliun pada kuartal 2-2022. Pertumbuhan TPV Perseroan didukung oleh peningkatan jumlah transaksi sebesar 24% sepanjang kuartal II-2022 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Mengutip riset yang dirilis pada 2 Agustus 2022, Analis CGS CIMB Sekuritas Ryan Winipta dan Baruna Arkasatyo mengungkapkan, realisasi kinerja BUKA hingga Juni 2022 ini sesuai dengan ekspektasinya. Jika diakumulasi, total TPV BUKA mencapai Rp 70,7 triliun pada semester pertama tahun ini atau sudah mencapai sekitar 40%-50% dari target BUKA pada tahun 2022.
Ryan bilang, dari Manajemen BUKA menargetkan margin dari bisnis Mitra Bukalapak dan marketplace bisa berkontribusi positif mulai kuartal tiga mendatang. Selaras dengan target ini, BUKA percaya diri mampu mencapai EBITDA yang positif pada 2023 nanti.
Dari segi pendapatan, Ryan memprediksi BUKA bisa mencetak pendapatan Rp 3,31 triliun pada tahun ini dan meningkat jadi Rp 4,12 triliun pada 2023 mendatang. Mereka juga memprediksi kerugian akan makin berkurang untuk tahun 2022 hingga 2024 mendatang.
Senada, Analis Trimegah Sekuritas Richardson Raymond juga menilai capaian kinerja BUKA pada paruh pertama tahun ini menunjukkan peningkatan yang kuat dan Manajemen fokus untuk mencapai tingkat profitabilitas.
Selain itu, BUKA juga mengempit saldo kas sebesar Rp 19,5 triliun per 22 Juni 2022 yang memungkinkan untuk memperkuat bisnisnya baik dengan ekspansi secara organik maupun anorganik.
Baca Juga: Rekomendasi Saham HMSP dan GGRM di Tengah Gempuran Cukai Rokok
Richardson juga merevisi rekomendasi untuk BUKA menjadi beli dengan target harga (target price/TP) di Rp 470 per saham dari TP sebelumnya di Rp 298 per saham, didorong oleh proyeksi melesatnya pertumbuhan pendapatan hingga tahun 2024. Ia memprediksi pendapatan BUKA mampu menembus Rp 6,3 triliun pada tahun 2023 mendatang.
Lebih lanjut ia bilang, saham BUKA memang layak untuk diperdagangkan dengan harga premium ketimbang harga sekarang ini, sejalan dengan rata-rata pertumbuhan tahunan atawa CAGR yang sebesar 50% untuk tahun 2021 hingga 2024. Ini tentu lebih besar ketimbang CAGR rata-rata industri global yang sebesar 24%.
BUKA juga diperkirakan akan mempertahankan tren peningkatan take rate setelah mencapai 2,09% pada kuartal II, dibandingkan posisi 1,74% pada kuartal I-2022.
"BUKA optimistis perbaikan kinerja akan berlanjut pada kuartal ketiga tahun ini," ujarnya dalam riset yang dirilis pada 23 Agustus 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News