Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Mayora Indah Tbk (MYOR) diprediksi akan kembali naik di kuartal II-2021. Ekspektasi pemulihan ekonomi dan kontribusi yang signifikan dari ekspor ditambah bauran produk yang lebih baik akan menopang marjin dan pendapatan perusahaan ke depan.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Natalia Sutanto menyebutkan dengan hasil kuartal I-2021 yang melebihi perkiraan, sepanjang tahun ini Mayora Indah dapat mencatatkan pertumbuhan pendapatan 12% secara tahunan (yoy).
Pasalnya, perusahaan telah secara aktif meluncurkan produk baru memanfaatkan peluang pasar sembari menghindari peningkatan average selling price (ASP) yang agresif. Selain itu, dengan produk baru khususnya produk makanan dengan harga rentang Rp 10.000 - Rp 20.000, pihaknya meyakini bauran produk yang lebih baik dan akan mendukung marjin di masa mendatang.
Bahkan, perusahaan juga telah melaporkan produk seperti Energen Kurma memperoleh daya tarik saat bulan puasa. Kemudian, produk baru seperti Wafelo, Kopi Gilus dan banyak varian Malkist Roma juga menikmati permintaan yang tinggi tahun ini.
Baca Juga: Beri rekomendasi beli saham Mayora Indah (MYOR), ini alasan Maybank Kim Eng Sekuritas
Oleh sebab itu, ia memperkirakan marjin laba kotor MYOR ada di kisaran 29,3% didukung oleh bauran produk yang lebih baik yang mengarah pada produk premium. Karena aktivitas advertising and promotion (A&P) akan agresif selama Ramadan dan di akhir tahun, Natalia mempertahankan estimasi Opex di 18%.
"Dengan perkiraan biaya bunga yang lebih rendah karena kami memperkirakan perusahaan akan beralih ke posisi kas bersih pada tahun 2021, kami memperkirakan laba bersih 2021 sebesar Rp 2,3 triliun atau tumbuh 10% yoy," tulis Natalia, Rabu (19/5).
Namun, Natalia tetap melihat ada kekhawatiran untuk sektor konsumer. Natalia menyebutkan kekhawatiran itu terkait kenaikan harga bahan baku seperti CPO yang naik 115% yoy, gandum naik 40% yoy, dan gula naik 68% yoy.
Kendati begitu, melihat lebih jauh Natalia menyebutkan korelasi antara harga komoditas kuartalan rata-rata dan margin kotor MYOR pada 2013-2020 untuk CPO dan minyak mentah memiliki korelasi negatif tertinggi dengan margin kotor. Namun, korelasi negatif dari komoditas ini menurun jika diimbangi dengan margin EBIT.
Patut juga dicatat bahwa margin berkorelasi positif dengan depresiasi rupiah mengingat proporsi penerimaan yang tinggi dari ekspor. "Kami yakin ekspektasi depresiasi rupiah dikombinasikan dengan pemulihan ekonomi akan menguntungkan MYOR," ujarnya.
Dengan mempertimbangkan perkiraan barunya itu, BRI Danareksa meningkatkan rekomendasi menjadi beli dengan target harga baru di level Rp 2.900.
Selanjutnya: Mayora Indah (MYOR) rilis lima produk baru di saat tepat, pendapatan kuartal I naik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News