Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Mayora Indah Tbk (MYOR) diprediksi prospektif padatahun 2024. Salah satu sentimennya adalah momen bulan Ramadan dan Lebaran, dimana terjadi lonjakan konsumsi masyarakat.
Junior Research Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas, Arinda Izzaty Hafiya mengatakan bahwa momen Ramadan dan Lebaran sangat dinantikan oleh emiten consumer goods, tak terkecuali MYOR yang setiap tahunnya selalu mengalami kenaikan pendapatan saat momen tersebut berlangsung.
Izzaty menyebutkan, pada kuartal I 2023, pendapatan MYOR tercatat sebesar Rp 8,45 triliun, naik dibandingkan kuartal I 2022 yang sebesar Rp 7,58 triliun. Menurut dia, hal ini diakibatkan oleh terus meningkatnya daya beli masyarakat dari tahun ke tahun selama bulan Ramadan.
“Berdasarkan data Mandiri Spending Index, Indeks Nilai Belanja hingga April 2023 tercatat sebesar 156,7 atau naik dari 136,4 pada akhir Maret 2023,” kata Izzaty kepada Kontan.co.id, Jumat (8/3).
Baca Juga: Intip Rekomendasi Teknikal Saham ASII, MYOR, dan BREN untuk Hari Ini (5/3)
Begitu pula dengan Indeks Frekuensi Belanja, tercatat mencapai 280,7 atau meningkat dibandingkan indeks 160,5 pada akhir bulan sebelumnya.
Selain itu, dia menilai bahwa selama bulan Ramadan tahun 2023, kenaikan harga saham MYOR sempat menyentuh hampir 10% jika dilihat dari awal bulan puasa.
“Saat ini juga harga bahan pokok MYOR seperti gandum dan gula sudah menunjukan penurunan, tentunya ini dapat meningkatkan margin MYOR selama bulan Ramadan,” kata dia.
Untuk itu, dia mengatakan bahwa tidak heran jika Mayora menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 10% pada tahun ini. Meski, angka tersebut lebih tinggi dibanding tahun lalu, yang dimotori oleh volume penjualan.
Baca Juga: Mayora Mencatatkan Laba Rp 3,19 Triliun
Namun demikian, Izzy menyebutkan beberapa sentimen yang perlu diperhatikan antara lain yaitu harga bahan baku yang tampak mulai lebih stabil dan harganya mulai normal, hingga tingkat daya beli masyarakat yang masih relatif lambat di tengah ancaman inflasi.
Izzati pun merekomendasikan buy untuk MYOR dengan target harga Rp 2.500 per saham untuk short term, dan Rp 3.260 per saham untuk long term.
Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menjelaskan secara teknikal, pergerakan MYOR masih berada pada fase downtrend nya dan masih didominasi oleh volume penjualan.
Harditya mengatakan, pergerakan saham MYOR juga sudah break dari MA20-nya. Dari sisi indikator lain, waspadai MACD yang mulai menyempit dan rawan deadcross untuk menuju ke area negatif.
Baca Juga: Melandai di Awal Maret, Intip Arah IHSG & Rekomendasi Saham Unggulan Bulan Ini
“Demikian pula Stochastic yang diperkirakan akan melaju ke area oversold,” kata Herditya kepada Kontan.co.id, Jumat (8/3). Herditya pun merekomendasikan Wait and see untuk MYOR dengan target harga Rp 2.260 - Rp 2.410 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News