Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
Melihat proyeksi kinerja MAPI ke depan, investor disarankan buy saham MAPI dengan target harga Rp 975 per saham
Sementara secara teknikal, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menyarankan investor melakukan buy on breakout pada Rp 810 per saham, dengan target harga Rp 850 per saham hingga Rp 880 per saham.
Saran ini mempertimbangkan secara teknikal, saham MAPI masih bergerak pada tren menguat dalam jangka pendek dan berada dalam tren menurun untuk jangka menengahnya.
"Sentimen yang dapat menjadi katalis pada saham MAPI adalah sentimen Lebaran yang diharapkan meningkatkan retail sales dan berpotensi menjadi sentimen positif tahun ini," ujar Henriko kepada Kontan.co.id, Senin (19/4).
Baca Juga: Aprindo: Penjualan ritel diprediksi membaik pada momentum Ramadan tahun ini
Sementara untuk MAPA, secara teknikal Hendriko melihat sahamnya sedang menguji uptrend-nya. MAPA kembali terkoreksi setelah menyentuh resisten pada kisaran 2.400 kemarin. Apabila berhasil bertahan di atas level 2.200 hingga 2.220, MAPA masih berpotensi melanjutkan pergerakan uptrend-nya.
Ia pun merkomendasikan buy saham MAPA di harga Rp 2.200 per saham, dengan target harga awal Rp 2.400 per saham, selanjutnya Rp 2.600 per saham.
Berbeda, secara teknikal Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana merekomendasikan hold saham MAPI dan MAPA. "Silakan hold terlebih dahulu dan pergunakan momen koreksi untuk buy on weakness," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (19/4).
Saham MAPI diproyeksikan menguat terbatas karena saat ini berada pada pola triangle-nya. Jadi, tetap dijaga untuk di level support 700 dan level resistance 885.
Untuk MAPA, sahamnya berpeluang menguat kendati dalam jangka pendek rawan koreksi. Paling tidak, penguatan MAPA diperkirakan ke area 2.600.
Sementara untuk MAPB Hendriko dan Herditya mengungkapkan belum bisa memberikan saran. " Pergerakannya cenderung tidak likuid sehingga sulit untuk dianalisa menggunakan teknikal," tutup Hendriko.
Selanjutnya: Mitra Adiperkasa (MAPI) catat pendapatan bersih menurun 31,4% di tahun 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News