Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Lautan Luas Tbk (LTLS) tumbuh positif di semester I 2022. Pada paruh pertama tahun ini, LTLS mencatat pendapatan sebesar Rp 4,06 triliun, naik 32% dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,07 triliun.
Perolehan laba bersih perseroan juga tumbuh menjadi Rp 181 miliar, naik 134% dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 77 miliar.
"Pertumbuhan tersebut tentunya tidak terlepas dari konsistensi perseroan dalam menjaga optimisme dengan memaksimalkan potensi dan peluang yang ada," terang Investor Relation PT Lautan Luas Tbk Eurike Hadijaya, Kamis (28/7).
Bila dirinci, pendapatan LTLS berasal dari segmen distribusi dan manufaktur. Masing-masing berkontribusi 49% dan 44% dari total pendapatan.
Baca Juga: Harga Saham LTLS Naik 70% Ytd, Cek Rekomendasi Analis Untuk Hari Ini (22/7)
“Segmen distribusi yang menjadi core competence Lautan Luas juga mampu mencatat pertumbuhan sebesar 37% secara tahunan dan manufaktur mencatat pertumbuhan sebesar 25% secara tahunan,” ujarnya.
Eurike menambahkan perseroan akan tetap berfokus pada industri-industri utama seperti makanan dan minuman, pengelolaan air, dan personal home care. LTLS juga berupaya untuk memperbarui teknologi, melakukan pengembangan produk dan pengembangan pasar.
"Meski tantangan resesi global, inflasi dan suku bunga tinggi, kami optimistis Lautan Luas mampu mencapai target kinerja," katanya.
Secara terpisah, analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengatakan kinerja topline maupun bottomline Lautan Luas pada kuartal II-2022 menunjukkan hasil yang sangat positif.
Kondisi pandemi yang semakin baik dan semakin pulihnya aktivitas ekonomi menjadi faktor utama peningkatan kinerja segmen distribusi, di mana semester pertama ini tumbuh mencapai 37,8% dibanding tahun lalu.
"Selain itu struktur permodalan perseroan juga semakin sehat dengan rasio hutang yang terus menurun, tercatat rasio net debt to equity saat ini hanya sekitar 0,46 kali," kata Pandhu.
Menurutnya, beban utang yang relatif rendah menjadikan perseroan relatif aman ketika menghadapi potensi kontraksi ekonomi di masa mendatang, yang secara global sudah mulai terusik dengan tingginya tingkat inflasi yang memicu bank sentral menaikkan suku bunga.
"Berbekal kinerja yang kuat sepanjang semester pertama ini, kami yakin LTLS masih dapat mempertahankan kinerjanya. Belum lama ini manajemen memberikan panduan untuk tahun 2022 menargetkan pendapatan meningkat 10%, dan NPM dipertahankan pada kisaran 4%, dengan kata lain pendapatan ditargetkan mencapai Rp 7,3 triliun, dan laba mencapai Rp 291 miliar, hingga saat ini sudah mencapai 55% target pendapatan dan 62% dari target laba," paparnya.
Di sektor basic industry, ia melihat LTLS secara kinerja relatif stabil, meski dari sisi pendapatan cenderung tumbuh agak lambat secara jangka panjang. Namun pemulihan dari pandemi tergolong cepat, bahkan tahun ini berpotensi mencapai pendapatan dan laba tertinggi.
Tingginya harga komoditas dan pelemahan nilai tukar rupiah selama ini tampak tidak mengganggu kinerja operasional, tampak dari gross profit margin yang stabil di kisaran 19%-20% setiap tahunnya.
Secara valuasi saat ini LTLS diperdagangkan pada level PE 6 kali dan PBV 0,72 kali, masih relatif rendah jika dibandingkan rata-rata valuasi sektor basic industry yang berada pada PE 12,46x dan PBV 1,08 kali.
Kemudian jika dibandingkan dengan rata-rata PE 5 tahun terakhir yang berada di kisaran 7,25 kali, posisi saat ini juga masih relatif lebih rendah sehingga cukup menarik untuk dikoleksi untuk jangka panjang.
"Kami targetkan harga saham LTLS untuk 12 bulan ke depan dapat mencapai Rp 1.635," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
