Reporter: Arvin Nugroho | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT Jasa Marga (JSMR) tahun ini berpotensi mengalami tekanan. Imbauan bekerja dari rumah dan berlakunya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjadi faktor yang dapat menekan kinerja JSMR. Terlebih, Presiden Indonesia Joko Widodo telah resmi mengumumkan larangan mudik pada Selasa (21/4).
Dalam risetnya per 7 April 2020, Analis Maybank Kim Eng Arnanto Januri menulis, penyebaran virus corona memiliki dampak yang negatif terhadap kinerja JSMR ke depan.
Itu terbukti dari adanya penurunan lalu lintas di jalan tol yang dikelola oleh JSMR sebesar 30% sejak pertengahan Maret 2020. Imbasnya, pendapatan JSMR berpotensi untuk turun.
Baca Juga: Larangan mudik, Kemhub: selain logistik silahkan balik kanan
Kondisi tersebut membuat Arnanto memangkas proyeksi pendapatan JSMR tahun ini sebesar 12% dari proyeksi sebelumnya menjadi Rp 11,40 triliun.
Hal yang sama juga terjadi pada proyeksi laba yang akan dikantongi JSMR pada tahun 2020. Ia memangkas 32% dari proyeksi laba sebelumnya menjadi Rp 1,34 triliun.
Arnanto menuliskan terdapat tiga faktor yang dapat menekan kinerja keuangan JSMR tahun 2020. Pertama, dengan ditundanya penyesuaian tarif yang diumumkan oleh Menteri Perumahan Rakyat dan Pekerjaan Umum di beberapa ruas tol yang dikelola JSMR dapat menekan pendapatan JMSR.
Pasalnya penundaan tersebut diperkirakan menyumbang penurunan pendapatan dan laba masing-masing 2% dan 6%.
Sebagai informasi, Sebagai informasi, terdapat tiga ruas tol yang sudah resmi ditunda oleh Menteri Perumahan Rakyat dan Pekerjaan Umum, di antaranya Tol Belawan – Medan – Tanjung Morawa, Tol Surabaya – Gempol, dan Tol Palimanan – Kancil. Padahal, Arnanto menyebut ketiga ruas itu menyumbang kontribusi pendapatan bagi JSMR sebesar 7,3% pada 2018.
“Kedua, belum beroperasinya tol baru juga akan menekan pendapatan,” tulis Arnanto.
Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) siap lakukan pembatasan jalan tol setelah mudik dilarang
Tol Elevated Jakarta – Cikampek sendiri belum beroperasi secara komersil mengingat pemberlakuan tarif baru dijadwalkan pada Juni 2020.