kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja Gajah Tunggal (GJTL) masih tertekan, begini rekomendasi analis


Kamis, 29 Oktober 2020 / 19:31 WIB
Kinerja Gajah Tunggal (GJTL) masih tertekan, begini rekomendasi analis
ILUSTRASI. Penjualan ban produksi PT Gajah Tunggal Tbk pada Indonesia International Motor Show (IIMS) 2014. KONTAN/Daniel Prabowo


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten produsen ban PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) masih tertekan hingga kuartal III-2020. Berdasar laporan keuangan yang dipublikasi pada Rabu (28/10) GJTL mengantongi pendapatan Rp 9,62 triliun sepanjang sembilan bulan 2020. Nilai tersebut turun 19,43% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 11,94 triliun.

Rinciannya, pendapatan dari pihak berelasi lokal menyumbang Rp 19,83 miliar, pihak berelasi ekspor menyumbang Rp 1,98 triliun, kemudian penjualan pihak ketiga ke pasar lokal menyumbang Rp 5,88 triliun, dan penjualan pihak ketiga pasar ekspor tercatat sebesar Rp 1,84 triliun.

Sejalan dengan itu, beban pokok penjualan juga menyusut 21,38% menjadi Rp 7,83 triliun pada kuartal III-2020 ketimbang pada tahun sebelumnya Rp 9,96 triliun. Dengan demikian laba kotor Gajah Tunggal tercatat Rp 1,78 triliun pada kuartal III-2020 atau 9,64% lebih kecil daripada laba bruto Rp 1,97 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Pertumbuhan kinerja berlanjut, analis rekomendasikan buy saham TOWR

Selain itu, emiten ini juga menanggung rugi kurs mata uang asing Rp 304,441 miliar, padahal pada tahun lalu GJTL masih mendulang keuntungan kurs Rp 115,71 miliar. Alhasil, Gajah Tunggal harus mencatatkan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 104,59 miliar, GJTL masih membukukan laba bersih Rp 139,53 miliar pada kuartal III-2019.

Analis CSA Research Institute Reza Priyambada menilai, prospek bisnis GJTL ke depannya masih dipengaruhi oleh daya beli masyarakat dan harga komoditas serta bahan baku. “Daya beli masyarakat yang meningkat dan turunnya harga komoditas dan bahan baku bisa jadi sentimen positif untuk GJTL,” ungkapnya, Kamis (29/10).

Adapun untuk mempertahankan kinerja di tengah pandemi saat ini, sambungnya, emiten bisa menerapkan langkah efisiensi dan juga meningkatkan pangsa pasar. Menurut Reza, apabila tren permintaan mulai meningkat, saham GJTL termasuk yang menarik, terlebih dengan harga, saat ini di Rp 456. Ia memasang target harga Rp 550 untuk saham GJTL.

Selanjutnya: Saham-saham ini paling cuan di bulan Oktober, analis sarankan hati-hati

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×