Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis menilai kinerja emiten ritel lifestyle akan tumbuh lebih baik di 2023 seiring pemulihan ekonomi.
Sebagai informasi, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) membukukan penjualan sebesar Rp 12,4 triliun pada 2022. Penjualan LPPF tumbuh 20,7% dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 10,3 triliun.
PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) membukukan pendapatan bersih senilai Rp 26,93 triliun. Angka ini naik 46,20% dibandingkan pendapatan tahun 2021 yang mencapai Rp 18,42 triliun. Adapun laba bersih MAPI sebesar Rp 2,10 triliun pada 2020 kenaikan MAPI meroket 402% dibandingkan laba bersih pada tahun 2021 sebesar Rp 420,17 miliar.
PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mencatat kenaikan penjualan 13,8% dari Rp 43,5 triliun di tahun 2021 menjadi Rp 49,5 triliun pada tahun 2022. Hingga akhir 2022, Erajaya Swasembada mengantongi laba bersih sebesar Rp 1,01 triliun atau naik tipis 0,04% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,01 triliun.
Baca Juga: Supra Boga Lestari (RANC) Absen Bagi Dividen Tahun Buku 2022, Ini Alasannya
Adapun PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 14,15% menjadi Rp 96,92 triliun sepanjang tahun 2022. Dibandingkan tahun sebelumnya 2021 sebesar Rp 84,90 triliun.
Sementara, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 7,01 triliun sepanjang tahun 2022. Kinerja ini naik 5,44% dari periode sama 2021 lalu yang sebesar Rp 6,65 triliun.
Kepala Riset Surya Fajar Sekuritas Raphon Prima menilai pasca-Covid, emiten ritel lifestyle mencetak pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan dengan emiten ritel konvensional.
Baca Juga: Kinerja Emiten Ritel Konvensional Lebih Baik Dibandingkan Emiten Ritel Lifestyle
"Karena pada saat Covid masyarakat sulit untuk belanja di produk-produk lifestyle sedangkan belanja di produk konvensional masih dilakukan," kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (6/6).
Adapun, setelah kasus Covid mereda, konsumen segera memburu produk-produk lifestyle. Ia memperkirakan ke depannya pertumbuhan emiten konsumen lifestyle seharusnya mulai normal setelah high growth di 2021-2022.
Raphon memperkirakan pasca-Covid kinerja MAP Group akan tumbuh lebih baik karena produknya yang dikeluarkan benar lifestyle dibandingkan dengan AMRT yang produk konvensional. Selain itu, pasca-Covid masyarakat benar-benar mencari euforia dalam melakukan belanja produk lifestyle.
Menurut Raphon kondisi emiten ritel di Indonesia dipengaruhi oleh prospek inflasi. Dengan inflasi yang melandai di 2023, seharusnya emiten ritel bisa menekan sisi biaya untuk meningkatkan profitabilitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News