kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.859   -119,00   -0,76%
  • IDX 7.480   -12,39   -0,17%
  • KOMPAS100 1.157   -2,04   -0,18%
  • LQ45 916   -3,97   -0,43%
  • ISSI 227   0,79   0,35%
  • IDX30 471   -3,31   -0,70%
  • IDXHIDIV20 569   -3,84   -0,67%
  • IDX80 132   -0,21   -0,16%
  • IDXV30 141   0,37   0,27%
  • IDXQ30 157   -0,79   -0,50%

Kinerja emiten melempem turut seret Wall Street


Jumat, 01 Februari 2013 / 06:23 WIB
Kinerja emiten melempem turut seret Wall Street
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo (kanan) meminpin rapat kabinet terbatas (ratas) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (6/7/2020). Kinerja sejumlah kementerian ini mendapat sorotan di tengah isu reshuffle kabinet.


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Wall Street ditutup di zona merah tadi malam (31/1). Data yang dihimpun Bloomberg memperlihatkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,3% menjadi 1.498,11. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 0,4% menjadi 13.860,58. Sekitar 7,1 miliar saham berpindah tangan dalam transaksi semalam. Angka tersebut 16% di atas level rata-rata volume transaksi tiga bulanan.

Salah satu sentimen yang menyebabkan Wall Street terpangkas adalah kinerja emiten yang berada di bawah estimasi analis.

Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa AS. Salah satu di antaranya yakni: United Parcel Service Inc yang turun 2,4% setelah memprediksi penurunan laba akibat rendahnya angka pengiriman karena krisis global. Lalu, ada saham Dow Chemical Co yang anjlok 7% setelah pendapatan perusahaan di bawah prediksi akibat penurunan penjualan di Eropa.

Saham ConocoPhillips juga turun 5,1% setelah mengatakan produksi minyak dan gas akan menyentuh level terendah pada tahun ini. Sementara, saham Qualcomm Inc dan JDS Uniphase Corp masing-masing mencatat reli 3,9% dan 17% di tengah pendapatan yang lebih baik dari antisipasi.

Selain itu, pelaku pasar juga memilih untuk menunggu data mengenai tenaga kerja AS yang akan dirilis pada hari ini.

"Pasar membutuhkan udara segar untuk bernafas. Kecuali jika berita ekonomi secara signifikan di atas atau di bawah ekspektasi, maka pasar akan bergerak turun. Data yang beragam berpotensi mendorong aksi profit taking," jelas Eric Green, director of research Penn Capital di Philadelphia.

Sekadar tambahan informasi, indeks S&P 500 sudah menanjak 5% pada bulan ini. Sedangkan indeks Dow Jones sudah reli 5,8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×