Reporter: Surtan PH Siahaan | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Kinerja keuangan sebagian emiten di semester I-2013 cukup memuaskan. Dampak sentimen itu, bahkan, mampu mengerek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,36% ke 4.640,78 Jumat (2/8). Sebanyak 160 saham menghijau dan 91 saham turun.
Kinerja emiten yang kinclong cukup mengejutkan bagi sejumlah analis. Kepala Riset Bahana Securities Harry Su, misalnya. Menurut dia, secara umum, kinerja emiten yang dicermati Bahana cukup baik. Bahkan, ia menilai, pencapaian kinerja emiten di semester I ini lebih tinggi dari ekspektasi.
Berdasarkan perhitungan Harry, market performance 54 emiten yang dicermati Bahana cukup baik. Laba usaha para emiten di semester I-2013 tumbuh 6,5% dibanding setahun sebelumnya. Ini lebih tinggi dibanding ekspektasi Bahana di 4,4%. Begitu juga dengan pertumbuhan laba bersih yang mencapai 6,9% atau lebih tinggi dari ekspektasi Bahana yang hanya 4%.
Setali tiga uang, Kepala Riset AAA Sekuritas A Indrajatri menilai positif kinerja emiten pada semester I tahun ini. Menurut dia, perbankan menjadi sektor yang memuaskan. Selain itu, sektor perbankan juga tumbuh lebih tinggi dari performa rata-rata emiten lain. "Hasil sektor ini sejalan dengan ekspektasi saya,"ujar Indrajati kepada KONTAN, beberapa waktu lalu.
Indrajati menilai, hasil kinerja emiten properti, konstruksi, dan konsumer cukup positif dan sesuai ekspektasi. Namun, kinerja sektor perkebunan, tambang, dan poultry, kurang memuaskan. Dia bilang, kinerja ketiga sektor ini menurun 11%-40% dibandingkan periode yang sama 2012.
Menurut Harry, pada semester I, terdapat lima sektor yang menunjukkan performa terbaik. Kelima sektor itu adalah bank, konsumer, properti, semen, dan infrastruktur. Laba bersih kelima sektor itu masing-masing tumbuh 12,4%, 23,6%, 48,3%, 15,1%, dan sebesar 10,4%.
Menurut Harry, para emiten sektor properti membukukan kinerja cukup baik karena marketing sales yang kuat dan kenaikan harga rata-rata penjualan. Sementara, kinerja sektor konsumer disokong oleh dua emiten, yakni PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Hasil memuaskan juga diraih oleh emiten semen seperti PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Volume penjualan di dalam negeri yang tumbuh 16% dan kenaikan harga menjadi penopang kinerja SMGR.
Meski masih memberi rekomendasi beli untuk saham perbankan, properti, dan konsumer, Indrajatri berencana menurunkan target harga saham sektor itu. "Sebab efek kenaikan bunga dan inflasi akan terlihat di semester II-2013," papar dia. Kedua hal itu akan membuat kinerja para emiten menurun. Ya, ia mengingatkan, imbas kenaikan bunga dan inflasi belum tercermin pada kinerja emiten di semester pertama lalu.
Emiten sektor keuangan akan merasakan imbas cukup besar. Indrajati menduga, bank akan berhati-hati mengejar kredit. Akibatnya, pertumbuhan akan melambat.
Namun, dia mengimbau agar pasar tidak terlalu khawatir. Sebab, sektor keuangan pernah mengalami hal serupa pada periode 2005 dan 2008.
Emiten properti juga akan terkena imbas menurunnya pinjaman kredit perumahan perbankan. Selain itu, AAA juga akan menurunkan target harga saham-saham emiten berbasis komoditas. "Apalagi emiten yang memiliki tingkat utang tinggi ke bank. Sebab, suku bunga naik dan cash flow emiten tersebut akan berat," tambah Indrajati.
Harry memiliki tiga saham yang menjadi jagoan. Ketiganya adalah ICBP, TLKM, dan GGRM. Menurutnya, ketiga saham ini akan cukup defensif menghadapi pasar yang fluktuatif di semester II-2013.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News