kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Kinerja Emiten Media Bakal Tersengat Sentimen Pemilu 2024


Kamis, 25 Januari 2024 / 18:21 WIB
Kinerja Emiten Media Bakal Tersengat Sentimen Pemilu 2024
ILUSTRASI. Kinerja emiten media masih bakal terkena sentimen positif dari rangkaian Pemilu 2024.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten media masih bakal terkena sentimen positif dari rangkaian Pemilu 2024.

Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi mengatakan, pendapatan beberapa emiten media televisi mengalami penurunan di kuartal III 2023. “Hal itu disebabkan oleh penurunan audience share TV,” kata dia kepada Kontan.co.id, Kamis (25/1).

Misalnya, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) yang mengalami penurunan pendapatan dari iklan sebesar 15,18% secara tahunan menjadi Rp 5,17 triliun. Hal ini sejalan dengan menurunnya audience share sebesar -7,9% menjadi 32,6%. 

Sejalan, PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) mengalami penurunan pendapatan dari iklan sebesar 32,04% secara tahunan menjadi Rp 874 miliar, dengan audience share turun 37% menjadi 6,8%. 

Baca Juga: Kena Sentimen Pemilu dan Lebaran, Begini Rekomendasi Saham SCMA dari Analis

PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) juga mengalami hal yang sama. Pendapatan dari iklan mereka turun sebesar 7,78% secara tahunan menjadi Rp3,71 triliun, meski audience share naik 16,8% menjadi 34,7%.

Oktavianus melihat, belanja iklan di masa kampanye akan mendorong sentimen positif untuk emiten media. Hal itu sudah terjadi secara historis pada pemilu-pemilu sebelumnya.

Terlebih, saat ini akan diadakan pemilu serentak. Sehingga, iklan kampanye tidak hanya untuk pilpres, tetapi sampai pemilihan wali kota (pilwalkot).

“Oleh karena itu, diharapkan penyerapan pendapatan dari belanja iklan bisa jauh lebih besar di tahun ini,” ungkap dia.

Baca Juga: Rencana Rights Issue Smartfren (FREN) Bakal Menjadi Katalis Positif

Meskipun begitu, tidak dipungkiri juga bahwa banyaknya pemilih yang berusia kurang dari 40 tahun akan memberikan perubahan peta belanja kampanye.

“Sebab, terlihat juga audience share TV yang mulai terus turun,” tuturnya.

Untuk bisnis dari OTT dan TV Kabel, Oktavianus menilai, kontribusinya ke pendapatan para emiten media masih minim. Namun, ada potensi yang besar dari bisnis ini terhadap pendapatan para emiten.

Oktavianus merekomendasikan hold untuk MNCN dan SCMA dengan target harga masing-masing Rp 440 per saham dan Rp 186 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×