Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang kurang memuaskan sepanjang tahun ini diprediksi tak akan terulang lagi di kuartal IV-2021. Terlebih Unilever sudah menerapkan strategi guna memperbaiki margin perusahaan, salah satunya dengan menaikkan Average Selling Price (ASP).
Analis BRIDanereksa Sekurias Natalia Sutanto memproyeksikan, UNVR akan mencatatkan pemulihan kinerja pada kuartal IV-2021. Ia meyakini, segmen Food and Refreshment (FNR) akan jadi lini bisnis dengan kinerja yang didukung dengan penjualan Unilever Food Solutions (UFS), es krim, dan bumbu penyedap Royco.
Selain itu, penjualan Buavita sebagai minuman menyehatkan juga menunjukkan kenaikan penjualan pada kuartal sebelumnya seiring meningkatnya kesadaran akan menjaga kesehatan di kalangan masyarakat.
"Jadi hingga akhir tahun ini di ekspektasi, penjualan divisi FNR akan meningkat seiring dengan aktivitas ekonomi yang kembali membaik dan jam operasional bisnis F&B yang kini sudah kembali normal," tulis Natalia dalam risetnya pada 1 November.
Baca Juga: Unilever (UNVR) mengangkat CMO Gojek jadi direktur divisi Beauty and Personal Care
Namun, untuk segmen home and personal care (HPC) diproyeksikan masih akan mencatatkan performa yang cenderung lesu layaknya kuartal III-2021. Menurut Natalia hal ini tidak terlepas dari banyaknya konsumen yang melakukan down trading ke produk yang harganya lebih murah dan semakin ketatnya persaingan pada segmen HPC.
Adapun, kinerja UNVR pada kuartal III-2021 tercatat turun 19,52% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 4,37 triliun. Sementara pendapatan UNVR juga turun 7,48% menjadi Rp 30,02 triliun. Padahal di periode yang sama tahun 2020, pendapatan Unilever masih Rp 32,45 triliun.
Natalia bilang, dengan kinerja yang belum kunjung membaik, ia pun memangkas turun pendapatan dan laba UNVR pada tahun ini masing-masing sebesar 1,1% dan 4,4% menjadi Rp 39,91 triliun dan Rp 6,07 triliun. Penurunan ini lebih dikarenakan margin UNVR yang mengalami penurunan.
Namun, Natalia juga melihat ada upaya dari manajemen UNVR untuk meningkatkan margin dengan menaikkan harga produknya secara bertahap sejak Oktober silam. Menurutnya, hasil dari kenaikan harga ini baru akan terlihat pada kinerja UNVR tahun depan.
Oleh sebab itu, ia pun memproyeksikan top line UNVR akan lebih kuat pada tahun depan dan dapat naik 3,9% secara yoy menjadi Rp 41,45 triliun. Dengan ASP yang lebih tinggi serta pemulihan daya beli masyarakat, ia melihat ini akan memungkinkan UNVR untuk melewati harga bahan baku yang lebih mahal
"Dengan berbagai produk yang lebih baik, serta ASP yang lebih tinggi akan membuat UNVR dapat mencatatkan kenaikan margin. Sehingga laba bersihnya pada tahun depan bisa naik 5,6% menjadi Rp 6,4 triliun," imbuh Natalia.
Lebih lanjut, dia melihat keberadaan marketplace dan e-commerce akan menguntungkan UNVR, khususnya untuk jangkauan distrubusi channel general trade. Hanya saja, dengan ketatnya kompetisi pada segmen HPC yang berkontribusi 67% terhadap total pendapatan UNVR, menurutnya cukup sulit untuk melihat pertumbuhan kinerja yang signifikan ke depan.
Alhasil, Natalia pun memberi rekomendasi hold untuk saham UNVR dengan target harga Rp 4.300 per saham.
Selanjutnya: UPDATE Vaksinasi Covid-19 per 15 November: Ada penambahan vaksinasi 723.856 dosis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News