Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli
Dengan modal landbank tersebut, Kiswoyo juga menilai rencana BSDE untuk merambah ke bisnis data center akan membuat perusahaan ini semakin menarik.
"BSDE diproyeksikan akan membangun gedung data center khusus dari landbank-nya, gedung khusus tersebut jauh memiliki penawaran yang menarik," kata Kiswoyo, Senin (27/12).
Andhika mengutip dari pemberitaan yang ada, ia menulis dalam risetnya, BSDE di laporan akan menyediakan lahan untuk pengembangan kerjasama Smartfren dengan G42 Investment AI Holding untuk mengelola pusat database dengan kapasitas 1.000MW dalam rangka mengubah BSD City menjadi kota pintar.
Baca Juga: Simak rekomendasi saham MIKA, BSDE, dan BRPT untuk Rabu (15/12)
Selain itu, Andhika melihat pengembangan jalan tol sepanjang 10 kilometer (km) yang melintasi BSD City juga ke depan akan membawa kinerja positif bagi BSDE.
Manajemen menjelaskan jalan tol tersebut akan dibangun dalam dua tahap. Pertama, 5 km akan menghubungkan The Green BSD ke Mal Aeon. Sedangkan, bentangan 5 km kedua akan menghubungkan Mal Aeon ke Legok.
BSDE mengharapkan lalu lintas harian normal di tol tersebut bisa mencapai 55.000 mobil. Tarif tol ditetapkan Rp 15.000 untuk 5 km dan diharapkan mulai beroperasi di kuartal II-2022.
Baca Juga: IHSG turun 0,48% ke 6.612 hingga akhir sesi I, Jumat (10/12)
Andhika menghitung pendapatan jalan tol berpotensi memberi kontribusi 2% pada proyeksi pendapatan BSDE di tahun depan.
Secara valuasi, Kiswoyo menilai harga saham di bawah Rp 1.000 menarik untuk investor lakukan akumulasi beli. Menurut perhitungan Kiswoyo, harga wajar BSDE adalah tumbuh ke Rp 1.800-Rp 2.000.
Kompak Andhika juga merekomendasikan beli BSDE dan memasang target harga Rp 1.720. Sementara, Fransiska Sintia Analis Verdhana Sekuritas merekomendasikan beli dengan target harga Rp 1.450. Senin (27/12), harga saham BSDE ditutup stagnan di Rp 1.025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News