kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.488.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.585   -20,00   -0,13%
  • IDX 7.627   67,30   0,89%
  • KOMPAS100 1.187   13,71   1,17%
  • LQ45 949   10,88   1,16%
  • ISSI 230   2,18   0,96%
  • IDX30 486   4,48   0,93%
  • IDXHIDIV20 583   5,85   1,01%
  • IDX80 135   1,50   1,12%
  • IDXV30 141   0,16   0,11%
  • IDXQ30 162   1,45   0,91%

Kinerja Bank Jabar Banten (BJBR) diprediksi lanjut menguat pada tahun 2021


Senin, 07 Desember 2020 / 21:28 WIB
Kinerja Bank Jabar Banten (BJBR) diprediksi lanjut menguat pada tahun 2021
ILUSTRASI. Seorang karyawan menghitung uang nasabah di bank bjb . ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc/18.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan penyaluran kredit membuat pertumbuhan kinerja PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR) memiliki prospek yang cerah. Analis menilai pertumbuhan penyaluran kredit tertopang oleh personal loan (KTA) dari ASN yang memiliki pendapatan tetap. 

Di tengah himpitan ekonomi akibat pandemi, BJBR mampu berkinerja positif. Berdasarkan laporan keuangan hingga kuartal III-2020, total laba bersih tumbuh 5,9% secara tahunan menjadi Rp 1,2 triliun. Tercatat pendapatan bunga bersih juga naik 6,46% secara tahunan menjadi Rp 4,75 triliun. 

Di periode yang sama, kinerja bank BJB memang tercatat solid dengan pertumbuhan kredit mencapai 8,7% secara tahunan menjadi Rp 94,6 triliun.

Gibran Al Imran, Analis RHB Sekuritas menilai perolehan pertumbuhan kredit BJBR lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit industri perbankan di September yang hanya naik 0,1% secara tahunan. 

Pertumbuhan kredit tersebut tertopang oleh mayoritas kredit yang berasal dari ASN dan pensiunan dengan gaji tetap. Alhasil kredit bersifat defensive atau relatif tidak terpengaruh oleh pandemi. 

Baca Juga: Sejumlah bank daerah gencar menerbitkan surat utang menjelang akhir tahun

"Maka dari itu,pendapatan bunga bersih juga masih naik meski pandemi masih menekan ekonomi," kata Gibran, Senin (7/12). 

Dari sisi provisi Gibran juga mencatat BJBR bisa menekan turun karena non performing loan (NPL) turun sedikit ke 1,5% dari 1,6% di kuartal II-2020. Sementara itu, restrukturisasi hanya mencapai 3,1% dari total pinjaman akibat kredit yang defensive. 

Analis Maybank Kim Eng Rahmi Marina menambahkan NPL BJBR merupakan yang terendah di antara perbankan lain yang ia analisis. Selain itu jumlah restrukturisasi BJBR berada di bawah rata-rata restrukturisasi sektor perbankan yang sebesar 25%. 

"Dengan begitu, risiko NPL BJBR dari restrukturisasi yang gagal akan lebih rendah dari industri," kata Rahmi dalam riset. 

Alhasil, Rahmi memperkirakan ROE akan meningkat dari 13,7% di akhir 2020 menjadi 15,8% di 2021. 

Gibran juga memproyeksikan di tahun depan kinerja BJBR lanjut membaik. Apalagi, jika di tahun depan pertumbuhan kredit industri perbankan juga membaik. Gibran optimistis loan growth accelerate BJBR akan tercipta karena ditopang personal loan (KTA) dari ASN di segmen konsumsi. 

Untuk loan to deposit ratio (LDR) BJBR memang masih di bawah 80% karena masuknya likuiditas dana dari Progam Pemulihan Ekonomi (PEN). 

Namun, Gibran mengatakan seharusnya LDR BJBR bisa semakin naik sehingga efisiensi biaya bunga jadi lebih baik. Di satu sisi net interest margin (NIM) juga bisa terbantu dengan cost of fund yang rendah. 

Rahmi dalam risetnya memproyeksikan NIM BJBR di 2021 berpotensi terdorong ke 5,6%. Penyokong pertumbuhan NIM berasal dari BJBR yang tetap menjaga cost of fund rendah di level 5,0%. 

Gibran masih merekomendasikan beli untuk BJBR. Namun, untuk target harga ia masih memperhitungkannya kembali karena target sebelumnya sudah terlewati. 

Rahmi juga merekomendasikan buy dengan target harga Rp 1.450 per saham yang sudah tercipta. 

Sementara, Andri Ngaserin Analis Credit Suisse merekomendasikan outperform di target harga Rp 1.600 per saham. 

Selanjutnya: Bank Daerah Mencari Pendanaan untuk Ekspansi Kredit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×