Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi
Begitupun, Rahmi melihat kompetisi BDMN dengan empat bank besar yang mengusai 52% pangsa pasar menjadi tantangan tersendiri. Artinya, BDMN harus bersaing dengan 102 bank komersial dalam negeri untuk sisa 48% pangsa pasar. "Kami mengantisipasi pertumbuhan kredit BDMN di tahun ini akan menantang di sekitar 2,5% yoy," kata Rahmi.
Andhika memproyeksikan faktor lain yang berpotensi meningkatkan permintaan kredit BDMN adalah, pertama, menurunkan kasus Covid-19 di Indonesia. Kedua, margin perbankan berpotensi naik setelah The Federal Reserved menaikkan tingkat suku bunga acuannya yang berpotensi diikuti Bank Indonesia. Andhika memproyeksikan kredit BDMN tumbuh sekitar 10%-15% di tahun ini.
Secara teknikal Andhika merekomendasikan buy on weakness. Proyeksi rentang support di Rp 2.220 dan resistance di Rp 2.700. Senin (9/5), harga saham BDMN ditutup melemah 2,86% ke Rp 2.380.
Rahmi memproyeksikan pendapatan operasi BDMN di sepanjang 2022 naik 1,61% ke Rp 18,29 triliun. Rahmi merekomendasikan beli dan memasang target harga Rp 2.700 per saham.
Kompak, Posmarito Pakpahan analis UOB Kay Hian juga merekomendasikan beli dan memasang target harga di Rp 2.920 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
