kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,08   -0,94   -0.10%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja apik, manajer investasi mengoleksi saham-saham sektor teknologi


Selasa, 13 Juli 2021 / 22:23 WIB
Kinerja apik, manajer investasi mengoleksi saham-saham sektor teknologi
ILUSTRASI. Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/7/2021). Kinerja apik, manajer investasi mengoleksi saham-saham sektor teknologi.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja saham sektor teknologi kian mentereng sepanjang tahun ini. Sejumlah manajer investasi juga turut mengoleksi saham-saham tersebut dalam portofolio mereka, salah satunya PT Panin Asset Management.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, beberapa saham teknologi atau berkaitan dengan teknologi seperti bank digital memang ada dalam portofolio mereka.

Ia mencontohkan saham Bank Jago (ARTO) yang ada dalam jajaran top 10 portofolio di salah satu reksa dana saham Panin Dana Prima. Meski itu perbankan, namun ARTO merupakan bank digital sehingga bisa dikategorikan sebagai sektor teknologi juga.

Ia tak menampik, saat ini sektor teknologi atau yang berkaitan dengan teknologi memang tengah diminati oleh pasar karena mengikuti tren dunia yang sedang menuju ke sektor ini.

Baca Juga: Diperberat perpanjangan PPKM Darurat, IHSG diprediksi lanjut melemah pada Rabu (14/7)

Meski demikian, Rudy bilang pihaknya juga selektif dalam menyeleksi saham-saham untuk diracik dalam portofolio. "Karena valuasi yang sudah tidak mengikuti ketentuan konvensional, kami lebih selektif dan memilih yang ada kaitannya dengan start up unicorn atau model bisnisnya bisa kami pahami," jelasnya, Selasa (13/7).

Melambungnya harga saham-saham dari sektor tersebut juga menjadi fokus Panin Asset Management. Untuk mengantisipasi adanya bubble saham teknologi ada beberapa pertimbangan yang dilakukan Panin Asset Management.

"Pertimbangannya juga lebih ke tactical asset allocation dalam artian jika nilai pasarnya sudah jauh lebih tinggi dari perhitungan harga wajar, bisa dilakukan realisasi keuntungan. Bobot dalam portofolio juga diupayakan tidak terlalu dominan," jelasnya.

Baca Juga: IHSG diramal kebal dari efek perpanjangan PPKM darurat

Menurutnya, hipe untuk sektor teknologi kelihatannya masih akan bertahan untuk beberapa waktu ke depan, namun di sisi lain ketika sudah IPO, dan laporan keuangan menjadi lebih transparan, perusahaan harus menunjukkan tingkat pertumbuhan yang tinggi untuk menjustifikasi atas valuasinya yang sangat tinggi. Apabila tingkat pertumbuhan di masa mendatang tidak sesuai dengan ekspektasi, bisa menjadi sentimen negatif.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×