kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Laba Bersih Alkindo Naratama (ALDO) Turun 37% Jadi Rp 65,76 Miliar di Tahun 2022


Jumat, 31 Maret 2023 / 18:06 WIB
Laba Bersih Alkindo Naratama (ALDO) Turun 37% Jadi Rp 65,76 Miliar di Tahun 2022
ILUSTRASI. Kinerja PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) di tahun 2022


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) mencatatkan penjualan Rp 1,40 triliun dan laba bersih Rp 65,76 miliar di tahun 2022.

Direktur Utama ALDO, H. Sutanto mengungkapkan raihan kinerja itu telah dicapainya meski di tengah kenaikan biaya-biaya yang terjadi di tahun lalu. Di sisi lain, turunnya harga bahan baku kertas kardus bekas (OCC) juga telah berpengaruh terhadap penjualan dan profitabilitas.

“Kita telah melakukan efisiensi di berbagai bidang untuk menekan biaya. Akan tetapi, sehubungan dengan pemasangan mesin pengolahan kertas cokelat daur ulang yang baru, maka terjadi peningkatan pengeluaran yang berasal dari beban bunga dan biaya pemasangan termasuk di dalamnya tambahan biaya tenaga kerja,” jelas dia melalui keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Jumat (31/3).  

Di samping itu, perang Rusia-Ukraina di awal tahun 2022 turut memberikan dampak pada kenaikan harga bahan bakar minyak dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang juga menaikkan biaya-biaya yang harus ditanggung Alkindo Naratama.

Sebagai antisipasi, ALDO pun telah melakukan berbagai upaya efisiensi sehingga dapat menurunkan beban pokok penjualan sebesar 1,5%, serta beban penjualan umum dan administrasi sebesar 1%.

Baca Juga: Alkindo Naratama (ALDO) Daur Ulang 80 Juta Kilogram Kertas Bekas di Tahun 2022

Di sisi lain, beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp 1,15 triliun atau turun dari Rp 1,16 triliun pada periode sebelumnya. Beban penjualan umum dan administrasi tercatat sebesar Rp 154,15 miliar dari sebelumnya Rp 155,36 miliar pada tahun 2021.

Namun, beban operasi lainnya yang melonjak 218% dan beban keuangan yang naik 22%, sehingga langkah efisiensi tersebut tidak cukup untuk menjaga pertumbuhan perolehan laba bersih.

Di sisi lain, situasi ekonomi yang masih bergejolak serta penurunan harga jual kertas produk dari Perseroan telah memengaruhi total turn over dan profitabilitas.

“Nilai penjualan Alkindo Naratama yang sempat meningkat 6% pada kuartal ke III-2022 akhirnya harus turun di akhir tahun, sehingga total nilai penjualan pada tahun 2022 sebesar Rp 1,40 triliun, dibandingkan tahun 2021 yang Rp 1,46 triliun,” sambungnya.

Oleh karena itu, Alkindo Naratama membukukan laba bersih Rp 65,76 miliar pada tahun 2022. Jumlah itu turun 37% dari periode tahun sebelumnya yang Rp 100,77 miliar.

Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk tercatat sebesar Rp 65,30 miliar, turun dibandingkan tahun 2021 yang capai Rp 75,86 miliar.

 

Meski menurun, ALDO tetap optimistis menghadapi tahun 2023. Ia bilang, pihaknya akan mengoperasikan mesin-mesin baru pengolahan kertas coklat daur ulang yang lebih canggih untuk dapat mendongkrak penjualan secara signifikan.

“Dengan pengoperasian mesin-mesin baru tersebut, kapasitas produksi kertas cokelat berbahan daur ulang ALDO telah meningkat menjadi 220.000 ton per tahun, dari kapasitas produksi sebelumnya yang sekitar 80.000 ton per tahun,” jelasnya.

Nantinya ALDO akan memiliki kemampuan mengolah kertas cokelat bekas meningkat 2,75 kali. Dengan demikian, ALDO optimistis bisa mendongkrak penjualan tahun 2023 tumbuh hingga mendekati dua kali lipat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×