Reporter: Michelle Clysia Sabandar | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas kembali melemah sepekan kemarin. Pelemahan harga emas kali ini didorong oleh perang dagang Amerika Serikat (AS)-China serta adanya potensi kenaikan suku bunga acuan oleh Bank of England (BoE) pada Agustus mendatang.
Mengutip Bloomberg Jumat (22/6), harga emas untuk pengiriman Agustus 2018 di Commodity Exchange menguat 0,02% ke level US$ 1.270,70 per ons troi. Meski harga emas menguat tipis, namun dalam sepekan justru melemah 0,6% dibandingkan dengan perdagangan Jumat (15/6) US$ 1.278,50 per ons troi. Bahkan pada perdagangan Kamis (21/6) harga emas berada di level terendah yaitu US$ 1.270,50.
Direktur Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan harga emas terus menurun dalam sepekan kemarin karena adanya perlawanan dari China terhadap AS. "Kalau seandainya China tidak melawan, kemungkinan harga emas masih bisa menguat," katanya kepada Kontan.co.id.
Pelemahan harga emas terjadi karena tekanan permasalahan geopolitik. Namun pelemahan harga emas dinilai masih wajar. Ia juga mengatakan saat ini masih sedikit sulit harga emas untuk kembali menyentuh US$ 1.300 per ons troi.
Namun masih ada harapan emas untuk kembali menguat jika ada kesepakatan antara AS-China dalam pertemuan selanjutnya. Kalau kesepakatan ini tercapai, harga komoditas bisa kembali naik.
Tidak adanya kesepakatan dalam pertemuan pertama mendorong emas untuk melemah. Tidak hanya emas, namun semua harga komoditas juga ikut melemah.
Secara teknikal, Ibrahim mengatakan bollinger band, moving average (MA) 20% di atas bollinger bawah. MACD 60% di area positif dan stochastic 60% di area positif. RSI wait and see.
Ibrahim merekomendasikan sell untuk emas dengan rentang harga US$ 1.269,20-US$ 1.271,50 per ons troi. Harga emas dalam sepekan diprediksi bergerak di kisaran US$ 1,268,50-US$ 1.273,30 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News