kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kilau emas memudar, bagaimana prospek saham Aneka Tambang (ANTM)?


Rabu, 29 September 2021 / 07:50 WIB
Kilau emas memudar, bagaimana prospek saham Aneka Tambang (ANTM)?


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kilau emas sebagai komoditas andalan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) diproyeksi akan menurun tahun ini. Analis Panin Sekuritas Timothy Wijaya mengatakan, harga emas relatif bakal melemah dengan adanya sinyal tapering yang segera dimulai. Dia memproyeksikan harga emas berada di kisaran US$  1.700 per ons troi-US$ 1.800 per ons troi tahun ini.

Timothy memproyeksikan, terdapat kemungkinan porsi penjualan emas ANTM akan berkurang hingga akhir tahun. Apalagi pada awal tahun 2022, pabrik feronikel  milik ANTM yang baru akan mulai beroperasi dengan kapasitas 13.500 ton feronikel per tahun. Ini akan membantu meningkatkan penjualan dari segmen feronikel nantinya.

“Namun, sepertinya emas tetap akan menjadi sumber pendapatan utama untuk ANTM,” ujar Timothy kepada Kontan.co.id, Selasa (28/9).

Baca Juga: Terpoles prospek permintaan nikel, simak rekomendasi saham Aneka Tambang (ANTM)

 

Emiten pertambangan logam mineral milik negara ini membukukan pendapatan senilai Rp 17,27 triliun, naik 87% dari realisasi pendapatan di periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 9,23 triliun. Emas merupakan komoditas penyumbang terbesar bagi pendapatan bersih ANTM. 

Penjualan dari segmen emas mencapai Rp 11,87 triliun atau mencapai 69% dari total penjualan bersih ANTM. Setelah segmen emas, penjualan feronikel  menjadi penyumbang pendapatan terbesar kedua bagi ANTM, yakni sebesar Rp 2,59 triliun (15%),disusul bijih nikel sebesar Rp 2,04 triliun (12%), serta segmen bauksit dan alumina sebesar Rp 613,68 miliar (4%).

Timothy menilai, kinerja ANTM pada semester pertama 2021 masih di bawah ekspektasi Panin Sekuritas. Sebab, realisasi penjualan emas relatif lebih rendah di kuartal kedua 2021, yakni menurun 19,8% secara kuartalan menjadi Rp 5,3 triliun. Meskipun demikian, penurunan ini dapat diimbangi dengan penjualan nikel yang meningkat, baik penjualan bijih nikel (28,7% secara kuartalan) maupun feronikel (14,6% secara kuartalan).

Baca Juga: PT Aneka Tambang dan Entitas Anak Laporan Keuangan 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020

Timothy memproyeksi harga nikel hingga akhir tahun cenderung menurun ke area US$ 18.000 per ton-US$ 19.000 per ton. Melihat saat ini China sedang mengalami kekurangan pasokan listrik, sehingga kegiatan produksi baja antikarat (stainless steel) juga akan dikurangi.

Timothy merekomendasikan beli (buy) saham ANTM  dengan target harga di Rp 3.700 per saham. Selasa (28/9), harga saham ANTM terkoreksi 0,87% ke level Rp 2.270. Sejak awal tahun atau secara year-to-date (ytd), saham ANTM telah menguat 17,31%. 

Baca Juga: Semester I-2021, penjualan emas Aneka Tambang (ANTM) tumbuh 69%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×