Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Para peternak emas bisa tersenyum. Kilau logam mulia kembali terpancar di awal tahun ini. Pada Jumat (16/1), harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pecahan 1 gram naik 2,22% menjadi Rp 553.000.
Ini merupakan harga tertinggi sejak Maret 2014. Sedangkan sejak awal tahun, harga emas batangan Antam sudah terkerek 5,33%. Kenaikan harga emas batangan ditopang oleh melonjaknya harga emas di pasar spot, Kamis (15/1).
Dua hari lalu, harga emas di Commodity Exchange kontrak pengiriman Februari 2015 menguat 2,64% ke level US$ 1.264,8 per ons troi. Penyebab lonjakan harga tersebut adalah kebijakan mengejutkan dari Bank National Swiss (SNB).
SNB mengumumkan dua kebijakan baru, yaitu mencabut batas bawah nilai tukar franc 1,2 per euro dan menurunkan bunga simpanan menjadi minus 0,75%, dari sebelumnya minus 0,25%. "Kebijakan SNB menghadirkan ketidakpastian di Zona Euro sehingga emas sebagai instrumen safe haven menjadi pilihan terbaik," terang Tonny Mariano, Analis Harvest International Futures, Jumat (16/1).
Harga emas terangkat juga oleh sentimen positif perayaan Imlek yang kian dekat. Pelaku pasar berharap, terjadi kenaikan permintaan emas, baik batangan maupun perhiasan dari China.
"Tapi baru sebatas ekspektasi karena belum ada data pasti kenaikan permintaannya," kata Ibrahim, Analis dan Direktur Equilibrium Komoditi Berjangka menambahkan, Dan pelemahan dollar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa hari terakhir turut mendongkrak harga si kuning.
Pada Jumat (16/1) pukul 17.26 WIB, indeks dollar AS melemah 0,02% menjadi 92,33. Faktor nilai tukar rupiah Di dalam negeri, berkilaunya emas batangan juga tertopang oleh pelemahan rupiah.
Putu Agus Pransuamitra, Analis Monex Investindo Futures, bilang, pelemahan rupiah menjadi salah satu faktor utama penyebab harga emas batangan menanjak sejak awal tahun 2015. "Selama rupiah dalam tren melemah, emas batangan tetap naik," kata Putu.
Namun, laju bullish emas hanya sementara. Pada Jumat (16/1) pukul 17.26 WIB kemarin, harga emas di pasar spot kembali turun 0,18% ke US$ 1.258,70 per troi ons.
Menurut Tonny, emas masih dibayangi sentimen negatif dari rencana Bank Sentral AS, The Fed menaikkan suku bunga acuan. Rencana ini, seperti sudah sering diprediksi para analis, bakal memperkokoh otot dollar AS. "Permintaan emas bakal turun dan memilih instrumen yang lebih berisiko," kata Tonny.
Para analis memiliki pandangan berbeda mengenai arah pergerakan emas batangan di tahun ini. Tonny yakin, penguatan harga emas batangan tertahan jika harga di pasar spot terus turun.
Dia juga memprediksi, pelemahan rupiah mulai terbatas. "Jika rupiah bertahan di level sekarang, harga emas batangan tahun ini tertahan di Rp 550.000-Rp 560.000 per gram," ujar Tonny.
Ia menyarankan agar investor mengambil posisi jual emas batangan. Sebaliknya Putu memprediksi, harga emas akan naik terlebih dahulu sebulan ke depan.
Jika diasumsikan harga emas di pasar spot di US$ 1.250 per troi ons dan nilai tukar rupiah terjaga di Rp 12.500 per dollar AS, Putu yakin, harga emas batangan masih bisa naik ke level Rp 570.000 per gram di tahun ini. Dengan argumen tersebut, saat ini Putu berani merekomendasikan investor agar membeli emas batangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News