CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kideco mengerek prospek Indika Energy


Rabu, 15 November 2017 / 08:59 WIB
Kideco mengerek prospek Indika Energy


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi korporasi PT Indika Energy (INDY) menyedot perhatian pelaku pasar modal. Perusahaan energi ini siap menambah porsi kepemilikan saham di anak usahanya, PT Kideco Jaya Agung.

INDY tengah merampungkan proses akuisisi 45% kepemilikan saham Kideco senilai US$ 677,5 juta. Dengan demikian, INDY akan menambah kepemilikannya di Kideco menjadi 91%. Sebelumnya emiten ini menguasai 46% saham Kideco melalui anak usaha, Indika Inti Corporindo.

Sontak, aksi korporasi tersebut turut memanaskan harga saham INDY di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam sebulan terakhir, harga saham INDY sudah menanjak 23,77% menjadi Rp 2.760 per saham.

Sejak awal tahun ini hingga kemarin atau year-to-date (ytd), harga saham INDY sudah melonjak sekitar 291,49%. Kondisi tersebut turut menggemukkan kapitalisasi pasar Indika Energy.

Sepanjang tahun berjalan, kapitalisasi pasar INDY di BEI sudah bertambah hampir empat kali lipat. Pada akhir tahun lalu, INDY masih mencatatkan kapitalisasi pasar sebesar Rp 3,67 triliun. Saat ini, kapitalisasi pasarnya sudah mencapai Rp 14,38 triliun.

Ruang pertumbuhan INDY diprediksikan semakin terbuka lebar setelah berhasil menguasai 91% kepemilikan saham Kideco. Akses luas yang dimiliki INDY atas Kideco tentu membuat prospek emiten ini ke depan semakin cerah. Sebab, bisnis batubara yang dilakoni oleh Kideco cukup strategis.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada mengemukakan, INDY sangat diuntungkan oleh keputusan akuisisi Kideco. Pasalnya, Kideco merupakan produsen batubara terbesar ketiga di Indonesia.

Selain itu, Kideco menjadi salah satu produsen batubara dengan biaya produksi terendah. "Jika harga batubara naik dan Kideco punya persediaan yang cukup untuk berjualan, maka prospek bagus bagi INDY," ujar Reza, kemarin.

Analis Trimegah Sekuritas Willinoy Sitorus menyebutkan, aksi akuisisi tersebut mengimplikasikan price earning ratio (PER) sebesar 5,3 kali pada 2017. Valuasi ini terbilang murah. "Dengan konsolidasi penuh terhadap Kideco, INDY mungkin merupakan saham batubara termurah di Bursa Efek Indonesia," tulis Willinoy dalam riset pada 25 September 2017.

Trimegah Sekuritas meyakini kepemilikan penuh terhadap Kideco akan mengerek kinerja keuangan INDY. Willinoy memprediksi, laba bersih INDY pada tahun depan bisa mencapai US$ 167 juta, tumbuh 70% dibandingkan estimasi laba bersihtahun ini senilai US$ 98 juta.

Merilis obligasi

Untuk mendanai akuisisi Kideco, INDY menerbitkan obligasi global senilai US$ 575 juta. Surat utang bertenor 7 tahun dan jatuh tempo 2024 ini berbunga 5,875%. Manajemen INDY menyatakan, kupon obligasi global tersebut adalah yang termurah untuk obligasi perusahaan pertambangan di Indonesia.

Dari sisi kinerja keuangan, menurut Reza, membaiknya harga batubara pada tahun ini turut mendorong kinerja INDY. Hingga 30 Juni 2017, pendapatan INDY tumbuh 27,03% year-on-year (yoy) menjadi US$ 453,03 juta. "Kondisi ini memperlihatkan kinerja keuangan INDY mulai membaik, sejalan dengan kenaikan harga batubara," ungkap Reza.

Di awal November tahun ini, harga batubara Newcastle untuk kontrak pengiriman April 2018 di Bursa ICE menyentuh US$ 94,85 per metrik ton. Harga ini sudah tumbuh 23% dibandingkan akhir tahun lalu senilai US$ 77,15 per metrik ton.

Analis Indosurya Mandiri Sekuritas William Surya Wijaya menilai, INDY mengakuisisi Kideco di saat yang tepat, yakni prospek harga batubara sedang tinggi. Meski demikian, William melihat tetap ada risiko bagi kinerja INDY.

"Harga batubara sekarang sudah mulai terlihat belum mampu melampaui harga tertinggi sebelumnya, bahkan saat ini dalam keadaan konsolidasi cenderung menurun," tutur dia. Pekan ini, harga batubara Newcastle memang cenderung turun ke kisaran US$ 91,35 per metrik ton.

Menurut William, penurunan harga batubara tentu akan mempengaruhi kinerja keuangan Indika Energy. Di sisi lain, harga saham INDY juga dinilai sudah melonjak terlalu tinggi.

Oleh karena itu, William memberikan rekomendasi sell on strength terhadap saham INDY hingga akhir tahun ini. "Kami akan melihat kembali prospek INDY setelah melewati kuartal I-2018," kata dia.

Sedangkan Reza masih merekomendasikan buy saham INDY. Ia mematok target harga INDY sebesar Rp 3.450 per saham.

Secara teknikal, analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo merekomendasikan sell INDY di rentang Rp 2.670–Rp 2.840 per saham. "Harga saham INDY cenderung melemah setelah menguji level resistance Rp 2.840 per saham," tutur Lucky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×