Reporter: Aloysius Brama | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Polemik PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) memasuki babak baru. Setelah dua komisaris perusahaan menolak menandatangani laporan keuangan tahun 2018, terkini Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia Tbk (Sekarga) mengancam akan melakukan aksi mogok kerja.
Dalam surat nomor 007/SEKBER/IV/2019 yang diterima oleh Kontan.co.id, Serikat Karyawan Garuda Indonesia menyatakan akan melakukan aksi mogok. Segenap pekerja, termasuk para penerbang dan pramugari, mengancam bila kisruh yang terjadi dalam RUPS mengenai laporan keuangan tak kunjung rampung mereka akan berhenti menjalankan operasional perusahaan penerbangan ini.
Dalam surat yang ditandatangani oleh Ketua Umum Sekarga Ahmad Irfan tersebut, Sekarga menyatakan polemik laporan keuangan tahun 2018 dinilai telah merusak kepercayaan publik. Dalam surat tersebut, Sekarga mengatakan harga saham Garuda Indonesia di pasaran mengalami penurunan yang signifikan akibat dari kisruh tersebut.
Bila dipantau pada data RTI, harga saham GIAA dalam perdagangan Jumat (26/4) lalu justru naik sebesar 1,73% dan ditransaksikan sebanyak 3.117 kali. Ketika pasar ditutup, harga saham GIAA berada di level Rp 470.
Ketika dikonfirmasi, Ahmad Irfan menjelaskan surat yang beredar tersebut lebih merupakan imbauan kepada direksi dan para pemegang saham. Surat tersebut pada dasarnya ditujukan secara internal, namun terlanjur bocor ke publik.
“Kami cuma menginginkan permasalahan keberatan pemegang saham tentang laporan keuangan selesai pada RUPS lalu. Setelahnya manajemen menjalin komunikasi internal yang baik,” kata Ahmad ketika dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (27/4).
Untuk itu Irfan meminta agar para pemegang saham menahan diri dan berkomunikasi dengan direksi agar permasalahan tersebut tidak berlarut-larut. “Direksi sudah meminta kami untuk tidak mogok. Tinggal bagaimana direksi dan para pemegang saham menyudahi kisruh dan segera melakukan klarifikasi,” tuturnya.
Sedangkan VP Corporate Communications GIAA Ikhsan Rosan mengaku telah menerima surat tersebut. Ia bilang pihak manajemen masih akan melihat perkembangan dan melakukan usaha-usaha internal untuk mengentaskan permasalahan tersebut. "Kami lihat dan diskusikan dulu dengan serikat dan stakeholders terkait," jelas Ikhsan ketika dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (27/4).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News