kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ketidakpastian kian tinggi, investor disarankan perbanyak cash


Senin, 27 Mei 2019 / 21:28 WIB
Ketidakpastian kian tinggi, investor disarankan perbanyak cash


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingginya ketidakpastian situasi ekonomi global menyebabkan penurunan harga di sejumlah aset investasi. Salah satu strategi yang bisa dipilih investor adalah mengurangi paparan instrumen investasi yang berisiko dan memperbesar porsi cash.

Perencana keuangan Finansia Consulting Eko Endarto menyarankan investor untuk lebih banyak memegang cash saat ini. Hal ini sejalan dengan prinsip investasi, semakin tinggi ketidakpastian, maka porsi cash yang dipegang harus lebih besar. "Di tengah ketidakpastian ini, yang harus pertama dipegang investor adalah uang cash, bisa juga berupa deposito. Pilihan lainnya bisa emas dan obligasi," kata Eko kepada Kontan.co.id, Senin (27/5).

Alasan investor untuk memegang cash saat ini lantaran, dengan ketidakpastian global tidak ada yang bisa menjamin bagaimana kondisi pasar keuangan ke depan. Untuk itu, menempatkan dana di deposito atau cash bisa jadi pilihan utama.

Kedua adalah berinvestasi di emas, selain dapat diperdagangkan di global dan diakui sebagai mata uang di beberapa negara. Sehingga, ketika terjadi sesuatu emas bisa menjadi pengganti aset.

Terakhir, investor bisa menempatkan dananya di obligasi. Meskipun sedikit berisiko, Eko menilai obligasi bisa menjadi alternatif investasi saat ini. Untuk meminimalisir risiko, investor bisa masuk ke obligasi milik pemerintah yang dianggap lebih aman ketimbang obligasi lainnya.

"Porsi investasi saat ini antara 60%-70% berupa cash atau deposito. Semakin tinggi ketidakpastian, porsi cash semakin besar, apalagi nasib Brexit belum jelas, perang dagang AS dan China semakin memanas, serta situasi Indonesia usai pemilu belum jelas," ungkapnya.

Sedangkan untuk sisanya sekitar 30%-40% bisa dimanfaatkan investor untuk masuk ke investasi emas dan obligasi. Adapun untuk investasi di saham, Eko merekomendasikan hanya masuk ke emiten-emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saja, lantaran dianggap tidak memiliki gejolak sebesar saham emiten swasta.

Jika berkaca dari kondisi Tanah Air, Eko masih optimistis kondisi pasar keuangan akan membaik usai polemik pemilihan umum (pemilu) usai. Harapannya, setelah itu investasi di pasar modal seperti saham bisa menjadi pilihan investor selanjutnya.

Eko belum merekomendasikan instrumen valas seperti yen untuk investor saat ini. Pergerakan mata uang asing masih sangat bergantung pada perkembangan sentimen perang dagang AS dan China, sehingga dianggap masih berisiko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×