kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Keterangkutan penumpang turun, analis rekomendasikan buy Garuda Indonesia (GIAA)


Senin, 15 Juli 2019 / 21:12 WIB
Keterangkutan penumpang turun, analis rekomendasikan buy Garuda Indonesia (GIAA)


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang Mei 2019, maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mencatatkan penurunan keterangkutan penumpang. Berdasarkan riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia, sepanjang Mei 2019, keterangkutan penumpang turun 33,4% secara year on year (yoy), sedangkan segmen kargo naik 28,6% yoy.

Direktur Niaga GIAA Pikri Ilham Kurniansyah mengatakan, hal ini disebabkan bulan Mei yang termasuk dalam low season. “Bertepatan juga dengan awal puasa yang biasanya akan selalu turun. Anak sekolah juga belum libur,” kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (15/7).

Meskipun begitu, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Lee Young Jun mencatat, kedua lini bisnis ini membukukan kenaikan yield, yaitu angkutan penumpang 41,7% yoy dan segmen kargo 11,5% yoy. "Sebagian besar disebabkan oleh harga tiket naik," kata dia dalam risetnya, Jumat (5/7).

Asal tahu saja, per 2018, bisnis angkutan penumpang menyumbang 74,5% dari pendapatan total GIAA yang sebesar US$ 4,37 miliar. Sementara itu, segmen kargo berkontribusi 5,9%.

Menurut Analis Ciptadana Sekuritas Fahressi Fahalmesta, penyebab lain dari adanya penurunan keterangkutan penumpang ini adalah karena masyarakat memilih bergeser ke angkutan lain yang menawarkan tarif lebih terjangkau, seperti mobil dan kereta. "Orang juga lebih memilih untuk naik Air Asia yang LCC. Keterangkutan penumpang Air Asia Indonesia sepanjang kuartal-I 2019 naik 66% yoy," kata Fahressi dalam riset, Selasa (2/7).

Meskipun begitu, kedua analis ini sepakat bahwa GIAA masih bisa mengontrol bottom line-nya. Lee Young Jun mengatakan, margin kotor tidak akan terlalu tergerus karena penggunaan bahan bakar yang efektif. "Pada Mei 2019, ongkos bahan bakar menurun 19,1% yoy. Ini akan mengimbangi penurunan harga tiket," ucap dia.

Lee merekomendasikan buy saham GIAA dengan target harga jangka panjang Rp 690. Dia memperkirakan pendapatan GIAA sampai akhir tahun bisa mencapai US$ 4,93 miliar (naik 12,7% yoy) dengan laba bersih US$ 74,7 juta.

Bernada serupa, Fahressi juga mengatakan, dengan berbasis laporan keuangan tahunan 2018 yang belum di-restatement, pihaknya memperkirakan GIAA akan meraih pencapaian yang jauh lebih baik tahun ini. “Strategi konkret perusahaan untuk menciptakan kontrol biaya yang lebih efektif jelas akan menjadi faktor utama untuk memperluas margin operasi mereka," kata dia.

Ia merekomendasikan buy GIAA dengan target harga jangka panjang Rp 620. Per perdagangan Senin (15/7), harga saham GIAA berada pada level Rp 420 per saham dengan price earning ratio (PER) 9,33 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×