Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi
Selain itu, memanasnya kondisi yang berpotensi perang menyebabkan ketidakpastian ekonomi. Sehingga komoditas emas berpeluang untuk menguat.
"Jadi tidak mengherankan jika sektor pertambangan paling bergairah dalam beberapa hari belakangan ini," kata Liza ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (7/1).
Asal tahu saja, sejak awal tahun hingga hari ini, sektor pertambangan menjadi salah satu sektor yang menghijau sebesar 0,67%. Angka ini jauh lebih tinggi dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkoreksi 0,67% secara year to date (ytd).
Diprediksi, sektor pertambangan masih akan menguat selama ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran masih berlanjut.
Walaupun menghijau di awal tahun 2020, hal ini belum bisa menjadi cerminan kinerja sektor pertambangan ke depan.
Baca Juga: Bisnis tertekan, merger dan akuisisi di sektor tambang minim
Menurut Liza, berlanjutnya perang dagang tahun 2019 dan ancaman deglobalisasi masih akan memberatkan. Sementara, sentimen perbaikan ekonomi dunia belum cukup kuat untuk membangkitkan sektor ini.
Asal tahu saja, tahun 2019 menjadi tahun yang berat bagi sektor pertambangan. Hingga penutupan perdagangan, sektor ini terkoreksi 12,38%.
Melihat hal tersebut, Liza menyarankan investor untuk tetap melakukan trading saham-saham yang sensitif terhadap perkembangan berita. Menurutnya, volatilitas pasar masih dipengaruhi oleh perang dagang, pemilu Amerika Serikat, kelanjutan pemakzulan Trump, serta ketegangan politik Amerika Serikat dan Iran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News